KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Rukun Raharja Tbk (
RAJA) bersiap untuk masuk ke bisnis energi terbarukan. Sebagai penyedia energi terintegrasi dari hulu sampai dengan hilir, RAJA juga bersiap mencari kontrak-kontrak baru demi dongkrak kinerja. Rencananya tahun ini RAJA akan masuk ke bisnis pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Pemilihan PLTS bukan tanpa alasan. Hal ini mengingat Indonesia merupakan negara tropis dan memiliki tanah yang lebar. Direktur Utama Rukun Raharja Djauhar Maulidi mengatakan, saat ini perusahaan akan menggandeng perusahaan dari Eropa untuk pembangunan PLTS tersebut. Saat ini RAJA sudah masuk tender untuk pembangunan dua PLTS di Bali dengan kapasitas masing-masing 25 Mega Watt (MW).
"Pengumuman pemenang tender diumumkan tahun ini. Bila berhasil akan masuk ke pendapatan pada 2020 nanti," kata Djauhar usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Selasa (2/5). Meski demikian, tak menutup kemungkinan RAJA akan masuk ke bisnis pembangkit listrik tenaga terbarukan lain. Misalnya tenaga bayu, arus laut, geothermal dan lainnya. "Untuk sekarang kami lihat pembangunan PLTS yang investasinya masih terjangkau dibanding yang lain,"tambahnya. Selain proyek tersebut, RAJA akan berencana untuk akuisisi perusahaan. Masih seputar perusahaan bisnis yang sudah dijalani sekarang yakni pembangkit listrik tenaga gas dan juga penjualan gas. Di samping itu, RAJA juga akan membangun saluran air untuk PAM . Hal ini bertujuan agar RAJA masuk menjadi perusahaan utilitas yang menangani saluran gas, listrik dan sekarang air. "Rencana kita akan masuk bisnis air ini lewat akuisisi. Awalnya akan masuk untuk menyediakan air bersih ke PAM daerah Jawa Barat," tambahnya. Untuk aksi korporasi tersebut, tahun ini RAJA menganggarkan capex sebesar US$ 40 juta. Sumber dananya sebagian dari internal dan pinjaman bank.
Incar Kontrak Baru Selain itu RAJA juga akan mengincar kontrak-kontrak baru. Misalnya baru-baru ini RAJA berhasil melanjutkan kontrak dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) di 2019. Hanya saja kontrak yang dulunya mencapai 10 tahun durasinya sekarang hanya berjangka waktu 5 tahun saja. Selain itu, RAJA juga mengincar proyek pengadaan pipa gas dan juga penjualan gas khususnya daerah Sumatra dan Kalimantan. "Salah satunya yang masih ikut tender dengan PGN," kata Djauhar. Tentunya ini merupakan langkah RAJA untuk menaikkan kinerja. Adapun tahun ini ditargetkan laba bersih mencapai US$ 5 juta. Target tersebut sejatinya sama dengan target tahun lalu. "Tapi tahun lalu terlampaui dan tahun ini kami harap juga sama," kata Djauhar. Sekedar info tahun 2018, tercatat aba bersih US$ 11,5 juta. Salah satu langkah untuk efisiensi mulai dari selektif untuk proyek-proyek, pengurangan
business trip, serta dari pengurangan orang termasuk dari jajaran susunan direksi dan komisaris. Dalam RUPS (2/5), diputuskan Komisaris Utama, Boyke W Mukijat pensiun digantikan oleh Komisaris Independen, Muhamad Senang Sembiring.
Selain itu, Direktur Fahrizi juga mengundurkan diri karena akan fokus ke anak usaha lain yakni Blok Cepu. Sekedar info tahun lalu ,perusahaan tertolong oleh aksi akuisisi 100% DSME ENR CEPU yang merupakan pemegang 49% saham dalam PT Petrogas Jatim Utama Cendana (PJUC). Sementara PJUC mengempit 2,2423%
participating interest dalam Blok Cepu. "Posisi Direktur sekarang dulu tiga orang sekarang jadi dua saja. Komisaris dulu ada empat sekarang jadi tiga," katanya. Dalam laporan keuangan kuartal I-2019, tercatat pendapatan RAJA sebesar US$ 29,37 juta atau naik tipis dari periode sama tahun sebelumnya sebesar US$ 29,31 juta Alhasil laba bersih RAJA pada kuartal I-2019 ikut terdongkrak sebesar US$ 1,9 juta atau naik dari periode sama tahun sebelumnya sebesar US$ 515.970. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli