Rumah Kreatif Tamiang Bangkitkan Asa Kaum Difabel, Program Pertamina EP Rantau Field



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dilahirkan untuk memiliki kekurangan tak bisa dihindari bagi kaum difabel. Meski kaum difabel menginginkan dianggap sama seperti layaknya manusia normal lainnya.

Sejatinya kaum disabilitas juga memiliki kebutuhan yang sama dengan masyarakat umumnya. Apalagi bila sudah masuk ke ranah pekerjaan. Sayangnya, masih sedikit lapangan kerja yang terbuka bagi para penyandang disabilitas, meskipun Undang-Undang Tentang Penyandang Disabilitas sesungguhnya mewajibkan instansi pemerintah dan swasta menyediakan kuota bagi kaum disabilitas.  

Salah satu untuk menjawab kebutuhan itu, PT Pertamina EP Zona 1 Rantau Field, Subholding Upstream Pertamina di tahun 2021 mendirikan Rumah Kreatif Tamiang di Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 


Tempat ini menjadi wadah berekspresi dan berkarya kaum difabel di tengah masyarakat. Rumah Kreatif Tamiang kini telah membuka jalan bagi teman-teman difabel untuk meningkatkan taraf ekonomi.

Melalui Program Rumah Kreatif Tamiang, teman-teman difabel diberikan kesempatan untuk menjalankan bisnis lewat bengkel motor dan kedai kopi.

Field Manager PEP Rantau Despredi Akbar mengungkapkan, program ini hadir sebagai bentuk dukungan Pertamina mengingat dari sisi demografi, jumlah kaum difabel di Aceh Tamiang menjadi yang tertinggi kedua di Provinsi Aceh.

Program ini diharapkan dapat menjadi pintu masuk bagi kaum difabel dalam hidup di tengah-tengah masyarakat.

"Mudah-mudahan program ini bisa memberi bantuan dan stimulasi untuk teman-teman biar mandiri bergabung bersama kita, bekerja secara normal dan memberi nafkah," kata Despredi kepada awak media, Rabu (4/10).

Dede Kurniawan, seorang penyandang tuna daksa, menjadi salah satu orang yang turut merasakan manfaat dari program Rumah Kreatif Tamiang.

Dede yang kini berusia 38 tahun menjadi kordinator untuk Bengkel Difabel yang menjadi bagian dari Program Rumah Kreatif Tamiang.

Kecintaan Dede pada dunia mekanik tumbuh sejak masa sekolah menengah. Sayangnya, dengan segala bekal pengetahuan tentang instrumen roda dua, Dede masih sulit untuk mendapatkan pekerjaan.

Demi terus menimba ilmu dan memupuk kepercayaan masyarakat, Dede bahkan rela bekerja tanpa dibayar pada masa-masa awal terjun sebagai montir.

Motivasi Dede untuk menjadi montir didasari pada pengalamannya melihat orang tuanya pernah "dicurangi" saat membawa motor untuk diservis di bengkel.

"Jadi saya kasihan sama orang-orang, terkadang rusaknya sedikit saja tapi kenapa dibongkar mesinnya," kisah Dede ditemui di Rumah Kreatif Tamiang.

Beruntung, Dede kemudian digandeng Pertamina untuk masuk dalam Program Rumah Kreatif Tamiang. Selain disediakan bengkel dan peralatan, Pertamina turut meningkatkan fasilitas dan sarana pendukung bengkel agar ramah bagi teman-teman difabel. Sudah berjalan sekitar dua tahun, Bengkel Difabel kini telah mempekerjakan 6 orang. Selain itu, Bengkel Difabel juga membuka kesempatan bagi para siswa sekolah untuk melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL).

Bengkel Difabel setiap hari bisa menerima setidaknya enam motor untuk diservis. Perekomian para karyawan pun ikut terangkat dengan kehadiran Bengkel Difabel ini.

Masih berada wilayah yang sama, Pertamina turut menghadirkan Inklusi Coffee, sebuah kedai kopi yang seluruh karyawannya merupakan penyandang tuna rungu.

Hadir dengan konsep yang cukup unik, Inklusi Coffee nyatanya cukup mampu bersaing dengan kedai-kedai kopi di sekitarnya. Selain dari segi konsep, Inklusi Coffee turut menghadirkan ragam menu kopi dan nonkopi yang menarik bagi pelanggan.

Community Development Officer PT Pertamina EP Rantau Field Oscar Mudha Kusuma mengatakan, berbagai pematangan konsep terus dilakukan.

Salah satunya yakni dengan membuat konsep pemesanan menu yang dapat memudahkan pelanggan. Hanya dengan scan barcode yang tersedia, pelanggan dapat memesan menu di Inklusi Coffee. Nantinya, pesanan akan otomatis masuk ke sistem yang telah tersedia. Selain itu, bagi pelanggan yang ingin merasakan interaksi secara langsung juga dapat menggunakan kode dalam bahasa isyarat yang tersedia pada buku menu.

"Kita juga riset untuk menu-menu kopinya, salah satunya dengan mendatangkan manager yang sudah berkecimpung lama di industri kopi," kata Oscar.

Kordinator Inklusi Coffee Yasir Muhammad yang merupakan penyandang tuna rungu turut merasakan dampak positif dari program ini.

Yasir mengisahkan, selama ini ia bekerja sebagai petugas bersih-bersih di sekolah. Kini, Yasir mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan taraf ekonominya dengan menjadi bagian dari Inklusi Coffee. Selepas bekerja sebagai petugas kebersihan sekolah pada siang hari, Yasir melanjutkan pekerjaannya sebagai barista di Inklusi Coffee.

Selain dua program ini, Dalam kawasan Rumah Kreatif Tamiang juga terdapat Rumah Limbah yang mengolah minyak jelantah menjadi produk siap jual antara lain lilin aroma therapy.

Selain itu, ada juga Galeri Ajang Ambe yang menjual berbagai macam produk UMKM seperti tas, kain tenun, aksesoris hingga produk makanan ringan dan kopi Aceh.

Despredi mengungkapkan, program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) menjadi salah satu fokus Pertamina. Secara khusus, untuk wilayah Aceh Tamiang, Pertamina EP Rantau Field berencana mengembangkan dua program lain yakni menjahit dan pastery.

"Dua program ini akan masuk pengembangan kita tapi ini masih dalam proses, berjalan menuju arah sana," ungkap Despredi.

Menurutnya, pengembangan sosial ekonomi dan lingkungan patut menjadi fokus Pertamina yang hadir di tengah-tengah masyarakat Aceh Tamiang.

Dalam pengembangan ke depan, Pertamina tengah menginisiasi inovasi melalui program Setara Sejalan dan Kerja Aman. Diharapkan, kehadiran Rumah Kreatif Tamiang dapat menjadi ruang bagi kaum difabel untuk terlibat aktif dalam kegiatan sehari-hari di tengah masyarakat tanpa ada sekat. Selain itu, pelaksanaan pekerjaan maupun pelayanan di Rumah Kreatif Tamiang dapat senantiasa mengedepankan aspek keselamatan bagi para karyawan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Lamgiat Siringoringo