Rumah Mewah Ramai Peminat, REI Ungkap Penyebabnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar rumah mewah di Indonesia kembali membaik. Ini bisa dilihat dari beberapa perusahaan properti yang berhasil menjual unit rumah tapak mereka dengan harga yang tinggi.

Yang terbaru ada PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) yang memasarkan produk anyar bertajuk The Gramercy, sebuah kluster hunian  premium (2 lantai) bergaya Rropa modern. Kluster ini dihadirkan dengan jumlah unit yang sangat terbatas dan dipasarkan mulai dari harga Rp 16 miliar hingga Rp 28 miliar.

Direktur Penjualan dan Pemasaran Alam Sutera Realty, Lilia Setiprawarti Sukotjo mengatakan, produk baru ini membidik pasar dari kalangan usia 30-40 tahun. Perusahaan berani menghadirkan produk premium karena permintaannya disebut masih kuat.


Baca Juga: Banyak Pengembang Tidak Mengetahui Skema KPR Hijau dari Perbankan

Selain Alam Sutera, pertengahan tahun ini Ciputra Group juga meluncurkan rumah CitraLake Villa seharga Rp 12 miliar.

CitraLake Villa dibangun di area danau yang berada di CitraGarden City dengan total luas kawasan 5,8 hektare (ha). Total rumah mewah yang ditawarkan di kluster ini sebanyak 28 unit. 

Rumah dibangun empat dengan konsep tiga lantai dan ditambah satu basement yang merangkap sebagai dapur. Total luas bangunan setiap unit berukuran 335 meter persegi (m2). Hunian ini dibanderol dengan harga sekitar Rp 12 miliar per unit. 

Melihat gencarnya para pengembang dan disambut positif oleh para konsumen Wakil Ketua Umum Real Estat Indonesia (REI) Bambang Ekajaya mengatakan fenomena ini didukung oleh beberapa hal. 

Baca Juga: Faktor Musiman, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III-2023 Diproyeksi Melambat

Yang pertama membeli rumah mewah sekarang bukan lagi untuk sekadar membeli shelter atau hunian semata. Tapi ada pula fungsi investasi, dimana landed house adalah alternatif investasi yang menarik dan aman serta potensi naiknya investasi yang besar. 

“Karena praktis hampir 5 tahun harga rumah mewah di Indonesia stagnan, cenderung turun. Apa lagi dibanding harga-harga luxurious house negara-negara tetangga seperti Vietnam, Thailand bahkan Singapura yang harganya sudah jauh melambung,” ungkap Bambang saat dihubungi Kontan.co.id, Sabtu (05/11).

Dia menambahkan, rumah tapak di Indonesia selalu punya pasar yang sangat besar. Apalagi backlog atau jumlah unit perumahan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan perumahan yang belum terpenuhi dalam suatu kawasan atau wilayah tertentu sudah mendekati 13 juta.

“Karena dengan punya lahan atau tanah pribadi pemilik rumah tapak bisa leluasa renovasi, menambah ruang bahkan menambah jumlah lantainya sepanjang secara perizinan dan tata kotanya memungkinkan,” tambahnya. 

Baca Juga: Ekonomi Menggeliat, Pasar Rumah Mewah Kembali Bergairah

Selain itu, Bambang mengatakan adanya insentif PPN ditanggung pemerintah (PPN DTP) untuk rumah juga akan membantu menaikkan peminat rumah mewah khususnya dengan harga kisaran Rp 2 miliar hingga Rp 5 miliar. 

“PPN DTP terbaru akan membebaskan PPN untuk rumah-rumah sampai dengan harga Rp 2 miliar bahkan sedang dalam pembahasan untuk ditingkatkan ke Rp 5 miliar akan membuat rumah-rumah mewah sampai dengan harga Rp 5 miliar bisa menggeliat kembali,” ucap dia. 

Pembelian properti dari warga negara asing (WNA) juga dirasa punya andil dalam menggenjot penjualan properti rumah di Indonesia. 

“Proses penerapan pembelian properti untuk WNA sudah mulai ber-impact ke rumah-rumah mewah atau villa di Bali, Jakarta, dan Batam. Khususnya rumah tapak di atas Rp 5 miliar sudah menggerakkan pasar rumah mewah, hanya memang perlu sosialisasi yang lebih masif untuk mempermudah proses pembeliannya,” tutu Bambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati