KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin mengatakan, rumah sakit darurat Covid-19 milik Pertamina di Simprug ditargetkan rampung minggu depan. "Kami sedang membangun 300 kamar lagi di Pertamina Simprug, sekarang dalam tahap minggu pertama, minggu depan akan selesai," ujar Budi dalam rapat gabungan dengan DPR, Selasa (5/5).
Baca Juga: Tiga hari berturut, angka kematian di Spanyol akibat corona di bawah 200 Menurut Budi, dengan dibangunnya rumah sakit darurat Covid-19 tersebut, maka akan ada tambahan 300 kamar untuk melayani pasien Covid-19. 300 kamar tersebut terdiri dari 240
bed non-ICU, 31
bed ICU, 19
bed HCU, dan 10
bed IGD. Sebelum membangun rumah sakit darurat Covid-19 di Simprug, ada pula pengalihfungsian Pertamina Jaya menjadi rumah sakit rujukan Covid-19. Rumah sakit ini memiliki 165 kamar khusus Covid-19, dan penyelesaiannya membutuhkan waktu selama 2 minggu. Menurut Budi, saat rumah sakit yang dimiliki BUMN adalah sebanyak 70 rumah sakit, dimana 35 rumah sakitnya dialokasikan untuk penanganan Covid-19. Dari 35 rumah sakit itu, ada 2.500 kamar yang diperuntukkan bagi pasien Covid-19 dan 600 kamar ICU.
Baca Juga: Kinerja emiten batubara di kuartal I belum terdampak signifikan pandemi corona Menurut Budi, rumah sakit BUMN saat ini pun sudah dipersiapkan dengan alat uji yang memenuhi standar WHO yakni Polymerase Chain Reaction (PCR), dimana sudah ada 19 alat PCR yang didistribusikan ke rumah sakit BUMN mulai dari Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. "Sekarang sedang tahap instalasi dan pelatihan dari analis-analis untuk menjalankan alat tersebut," kata Budi. Sementara itu, total pasien Covid-19 yang sudah dirawat di rumah sakit BUMN hingga saat ini sekitar 2.000 pasien dengan rata-rata rawat inap sebanyak 400-500 pasien dan dengan jumpah penambahan pasien sekitar 50-60 pasien per hari. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .