JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia di kisaran 5% hingga 6% sepanjang 2013 dianggap sebagai pemantik meningkatnya daya beli konsumen perumahan. Meski terjadi penurunan transaksi penjualan sebesar rerata 15% menjadi Rp 6,545 triliun sepanjang semester II 2013, namun telah terjadi pergeseran kualitas produk incaran konsumen. Produk rumah yang diincar konsumen di kawasan Jadebotabek sepanjang 2013 lalu adalah seharga Rp 1 miliar per unit untuk ukuran 70/100. Sebelumnya, rumah yang dibanderol Rp 800 juta merupakan primadona pasar. Menurut Senior Analyst Research & Advisory Cushman & Wakefield Indonesia, Runita Kesumaramdhani, melejitnya harga rumah yang paling laku di pasar karena permintaan masih sangat kuat, terutama dari konsumen pengguna akhir (end user). Mereka menguasai pasar dengan komposisi 70% ketimbang investor yang hanya 30%. "Mereka yang membeli rumah dengan harga Rp 1 miliar adalah konsumen rumah pertama dengan motivasi untuk ditinggali, bukan investor. Terjadinya pergeseran kualitas produk juga berlangsung secara wajar. Bukan pertumbuhan semu," tutur Runita, Selasa (22/4) seperti dikutip dari Kompas.com. Perubahan harga terutama terjadi di kawasan-kawasan dengan perkembangan pesat, misalnya Bekasi dan Bogor. Di kedua kawasan ini permintaan tak kalah tinggi dengan kawasan lainnya. Bekasi dan Bogor menjadi pilihan untuk tinggal karena terkoneksi dengan Jakarta melalui jaringan infrastruktur tol Jagorawi dan Kereta Rel Listrik (KRL). "Sementara kondisi sebaliknya terjadi di Tangerang, khususnya Serpong. Sebelumnya, di kawasan ini para pengembang mematok harga rumah sangat tinggi, yakni Rp 2 miliar untuk ukuran 70/100. Namun, belakangan mereka justru menurunkan patokan harga jual menjadi Rp 1 miliar hingga Rp 1,5 miliar, karena pasar lebih mampu menyerapnya," tandas Runita. Sebutlah BSD City, contohnya. Produk terbaru yang diluncurkan di perumahan milik Sinarmas Land Group adalah klaster Whelford. Tiap unitnya dibanderol senilai Rp 1,4 miliar dengan varian ukuran 120/60 dan 125/84. (Hilda B Alexander) Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Rumah seharga Rp 1 miliar paling diincar konsumen
JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia di kisaran 5% hingga 6% sepanjang 2013 dianggap sebagai pemantik meningkatnya daya beli konsumen perumahan. Meski terjadi penurunan transaksi penjualan sebesar rerata 15% menjadi Rp 6,545 triliun sepanjang semester II 2013, namun telah terjadi pergeseran kualitas produk incaran konsumen. Produk rumah yang diincar konsumen di kawasan Jadebotabek sepanjang 2013 lalu adalah seharga Rp 1 miliar per unit untuk ukuran 70/100. Sebelumnya, rumah yang dibanderol Rp 800 juta merupakan primadona pasar. Menurut Senior Analyst Research & Advisory Cushman & Wakefield Indonesia, Runita Kesumaramdhani, melejitnya harga rumah yang paling laku di pasar karena permintaan masih sangat kuat, terutama dari konsumen pengguna akhir (end user). Mereka menguasai pasar dengan komposisi 70% ketimbang investor yang hanya 30%. "Mereka yang membeli rumah dengan harga Rp 1 miliar adalah konsumen rumah pertama dengan motivasi untuk ditinggali, bukan investor. Terjadinya pergeseran kualitas produk juga berlangsung secara wajar. Bukan pertumbuhan semu," tutur Runita, Selasa (22/4) seperti dikutip dari Kompas.com. Perubahan harga terutama terjadi di kawasan-kawasan dengan perkembangan pesat, misalnya Bekasi dan Bogor. Di kedua kawasan ini permintaan tak kalah tinggi dengan kawasan lainnya. Bekasi dan Bogor menjadi pilihan untuk tinggal karena terkoneksi dengan Jakarta melalui jaringan infrastruktur tol Jagorawi dan Kereta Rel Listrik (KRL). "Sementara kondisi sebaliknya terjadi di Tangerang, khususnya Serpong. Sebelumnya, di kawasan ini para pengembang mematok harga rumah sangat tinggi, yakni Rp 2 miliar untuk ukuran 70/100. Namun, belakangan mereka justru menurunkan patokan harga jual menjadi Rp 1 miliar hingga Rp 1,5 miliar, karena pasar lebih mampu menyerapnya," tandas Runita. Sebutlah BSD City, contohnya. Produk terbaru yang diluncurkan di perumahan milik Sinarmas Land Group adalah klaster Whelford. Tiap unitnya dibanderol senilai Rp 1,4 miliar dengan varian ukuran 120/60 dan 125/84. (Hilda B Alexander) Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News