Rumahsakit penuh, Thailand izinkan isolasi mandiri bagi pasien COVID-19 gejala ringan



KONTAN.CO.ID - BANGKOK. Thailand memberikan lampu hijau untuk isolasi mandiri pasien COVID-19 dengan gejala ringan dan penggunaan alat tes mandiri di rumah, menyusul rumahsakit dan tempat pengujian semakin kewalahan.

Thailand sejauh ini sebagian besar menggunakan tes RT-PCR (reverse transcription-polymerase chain reaction). Tapi, antrean panjang di fasilitas pengujian di Bangkok menyebabkan pemikiran ulang tentang langkah-langkah untuk melacak infeksi.

Alat tes antigen cepat, yang persetujuannya diumumkan di Royal Gazette pada Selasa (13/7), akan tersedia di toko-toko mulai minggu depan.


Mengutip Reuters, seorang pejabat Badan Pengawas Obat dan Makanan Thailand mengatakan, upaya sedang dilakukan untuk menjaga harga alat tes, yang kurang akurat dibanding RT-PCR, sekitar 100 baht (US$ 3,06).

Baca Juga: Ragu dengan vaksin China, Thailand bakal campur vaksin Sinovac dengan AstraZeneca

Pihak berwenang juga menyetujui isolasi mandiri di rumah dan komunitas untuk kasus virus corona tanpa gejala atau gejala ringan. Sebab, infeksi harian lebih dari 9.000 membuat rumahsakit kewalahan.

Thailand mencatat 8.685 kasus dan 56 kematian pada Selasa, yang mengantarkan total infeksi di negeri gajah putih menjadi 353.712 dan kematian jadi 2.847, yang sebagian besar terjadi sejak awal April.

Wabah virus corona terbaru di Thailand awalnya dipicu varian Alpha. Tetapi, 57% dari kasus baru-baru ini di Bangkok adalah varian Delta yang sangat menular, menurut para pejabat.

Thailand juga melaporkan tujuh kasus yang diduga infeksi campuran dengan dua varian di lokasi konstruksi di Bangkok.

Selanjutnya: Kasus melonjak, Thailand terapkan pembatasan paling ketat di Bangkok

Editor: S.S. Kurniawan