KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham emiten milik pengusaha TP Rachmat cukup mencuri perhatian. Selama satu pekan terakhir, harga saham Triputra Group di bisnis perkebunan terus naik. Saham PT Triputra Agro Persada Tbk (
TPAG) bahkan sudah naik 11,72% selama satu pekan terakhir. Padahal, investor asing mencatat penjualan atawa net sell Rp 18,26 miliar di seluruh pasar selama periode tersebut. Tak mau kalah, saham PT Darma Satya Nusantara Tbk (
DSNG) naik 16,18% untuk periode yang sama. Pada saat yang bersamaan, net sell di saham ini sebesar Rp 5,36 miliar di seluruh pasar.
Kemarin, saham TAPG menguat 6,72% ke level Rp 715 per saham saat penutupan perdagangan sore hari. Sedang saham DSNG menguat 9,8% ke level Rp 560 per saham. Lincahnya saham Grup Triputra tak lepas dari rumor aksi merger and acquisition (M&A) yang bakal terjadi dalam lingkaran grup bisnis tersebut.
Baca Juga: Anak usaha Triputra Agro Persada peroleh perpanjangan kredit sindikasi selama 4 tahun Beredar kabar di pasar jika TAPG bakal membeli sejumlah saham DSNG yang sebagiannya juga merupakan milik TP Rachmat. Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) itu merupakan founder Triputra Investindo Arya. Entitas ini merupakan pemegang 27,56% atau setara 2,92 miliar saham DSNG. Triputra Investindo juga memiliki 22,89% atau setara 4,54 miliar saham TAPG sekaligus menjadi pengendali perusahaan perkebunan tersebut. Setelah seluruh prosesnya rampung, Grup Triputra bakal menjual TAPG. Manajemen TAPG belum bersedia memberikan konfirmasinya terkait kabar yang tengah beredar tersebut. Namun, rumor semakin kuat setelah TAPG melalui sejumlah anak usahanya memperoleh perpanjangan fasilitas pinjaman senilai US$ 453 juta atau setara sekitar Rp 6,34 triliun jelang akhir pekan lalu. Fasilitas yang diperoleh dari OCBC NISP, Bank Mandiri, DBS Indonesia dan CIMB Niaga ini memiliki tenor selama empat tahun. Manajemen belum merinci tujuan penggunaan fasilitas pinjaman. Yang terang, fasilitas ini bakal digunakan untuk mendanai investasi anak-anak usaha TAPG. "Dengan ditandatanganinya perjanjian perpanjangan itu, maka pinjaman tersebut diperpanjang sampai 2025," ujar Presiden Direktur TAPG Tjandra Karya Hermanto dalam keterangan resmi akhir pekan lalu, Jumat (21/6). Fernaldy Tanoko, analis CGS-CIMB Sekuritas sejauh ini mempertahankan rekomendasi
add dengan target harga Rp 1.050 per saham. Namun, rating ini masih bisa berubah.
Baca Juga: Lagi, Dirut dan Direktur Triputra Agro Kompak Borong Saham TAPG "Potensi re-rating bisa terjadi karena harga CPO yang lebih baik serta adanya tambahan pemasukan dari M&A," ujar Fernaldy. Terlepas dari rumor yang sedang muncul, Yasmin Soulisa, analis Ciptadana Sekuritas memperkirakan harga dan produksi CPO tahun ini tetap stabil. Dia memperkirakan DSNG mampu meraup pendapatan Rp 7,6 triliun dengan laba bersih Rp 539 miliar hingga akhir tahun ini. Dia mempertahankan rekomendasi buy, namun menurunkan target harga menjadi Rp 710 per saham dari sebelumnya Rp 750 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi