KONTAN.CO.ID - BEIJING/MOSKOW. Lima orang sumber
Reuters membisikkan, Presiden Rusia Vladimir Putin akan melakukan perjalanan ke China pada bulan Mei untuk melakukan pembicaraan dengan Xi Jinping. Hal ini mungkin merupakan perjalanan luar negeri pertama pemimpin Kremlin tersebut setelah berhasil memenangkan pemilu secara telak. Mengutip
Reuters, pemerintah negara-negara Barat pada hari Senin mengecam terpilihnya kembali Putin sebagai tindakan yang tidak adil dan tidak demokratis.
Namun China, India, dan Korea Utara mengucapkan selamat kepada pemimpin veteran tersebut karena telah memperpanjang kekuasaannya selama enam tahun lagi. “Putin akan mengunjungi China,” kata salah satu sumber yang enggan disebutkan namanya kepada Reuters. Rinciannya dikonfirmasi secara independen oleh empat sumber lain, yang juga berbicara tanpa menyebut nama. Sumber lain mengatakan, perjalanan Putin ke Tiongkok kemungkinan akan dilakukan pada bulan Mei. Dua sumber mengatakan, kunjungan Putin akan dilakukan sebelum rencana perjalanan Xi ke Eropa.
Baca Juga: Putin Serukan Penerus KGB untuk Bantu Perusahaan Rusia Melawan Sanksi Barat Kremlin, ketika ditanya tentang laporan Reuters, mengatakan informasi mengenai kunjungan Putin akan dirilis mendekati tanggal tersebut. “Beberapa kunjungan presiden dan beberapa kontak tingkat tinggi sedang dipersiapkan saat ini,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan. "Kami akan memberitahu Anda jika sudah waktunya." Sementara itu, Kementerian Luar Negeri China tidak segera menanggapi permintaan komentar yang diajukan Reuters.
Sekadar mengingatkan saja, China dan Rusia mendeklarasikan kemitraan “tanpa batas” pada Februari 2022 ketika Putin mengunjungi Beijing hanya beberapa hari sebelum ia mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina, sehingga memicu perang darat paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia Kedua. Amerika Serikat menganggap Tiongkok sebagai pesaing terbesarnya dan Rusia sebagai ancaman negara terbesarnya. Presiden AS Joe Biden berpendapat bahwa abad ini akan ditentukan oleh persaingan eksistensial antara negara-negara demokrasi dan otokrasi. Putin dan Xi memiliki pandangan dunia yang sama, yang memandang Barat sebagai negara yang dekaden atau mengalami kemunduran, sama seperti China yang menantang supremasi AS dalam segala hal mulai dari komputasi kuantum dan biologi sintetik hingga spionase dan kekuatan militer yang kuat.
Baca Juga: Putin Menang Telak: Negara Barat Meradang, China & India Beri Ucapan Selamat Editor: Barratut Taqiyyah Rafie