Rumor hangat: Pemerintah berencana tetapkan tarif transaksi seragam bagi e-wallet



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagai upaya untuk dapat menggunakan platform mereka, penyedia layanan e-wallet di Indonesia saat ini harus menyesuaikan biaya untuk vendor, membebankan biaya tinggi untuk peritel besar, dan menyerap biaya pedagang yang lebih kecil.

Tetapi Bank Indonesia telah mengadakan pembicaraan dengan startup pembayaran digital terbesar untuk membuat biaya pada transaksi kode QR seragam. Sejumlah sumber Reuters mengatakan, langkah ini bertujuan untuk melakukan standarisasi pembayaran elektronik yang menggunakan barcode matrix.

Terkait hal ini, Bank Indonesia tidak menanggapi pertanyaan dari Reuters.

Baca Juga: Indonesia plans fixed fees for e-wallet transactions: sources

Perusahaan yang memimpin di industri e-wallet di negara ini adalah startup Gojek, yang didukung oleh perusahaan-perusahaan termasuk Google Alphabet, dan startup OVO, di mana pesaing Gojek yakni Grab memiliki saham. Adapun e-Wallet DANA milik Ant Financial membuntuti di belakang, bersama dengan platform pembayaran milik negara LinkAja.

Melansir Reuters, bank sentral ingin mematok biaya transaksi e-wallet sebesar 0,7%. Sumber Reuters bilang, ini merupakan sebuah langkah yang dapat menghalangi peritel kecil yang sekarang hampir tidak melakukan pembayaran apapun saat menggunakan jaringan e-wallet atau pada akhirnya memaksa untuk meningkatkan insentif.

Baca Juga: Inilah promo GoPay Desember 2019, ada cashback hingga 40%

Dijelaskan pula, biaya tetap yang dikenakan pada vendor yang lebih besar, seperti Starbucks, yang saat ini ditagih sebanyak 2%, juga akan mengurangi pendapatan bagi perusahaan e-wallet.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie