Rumor Kebijakan Pelemahan Yuan Bebani Pergerakan Rupiah pada Kamis (12/12)



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kurs Rupiah melemah mendekati level Rp 16.000 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Kamis (12/12/2024). Rumor terkait kebijakan pelemahan yuan utamanya membebani mata uang kawasan asia termasuk Rupiah.

Mengutip Bloomberg, Kamis (12/12), rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,16% ke level Rp 15.944 per dolar AS. Sementara itu, rupiah jisdor Bank Indonesia (BI) melemah 0,21% ke level Rp 15.939 per dolar AS.

Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk Josua Pardede mencermati, pada sesi awal hari ini, Rupiah cenderung melemah akibat spekulasi terkait Tiongkok yang memperbolehkan depresiasi Yuan lebih lanjut untuk mengimbangi dampak kebijakan tarif impor oleh Trump.


Pelemahan Rupiah juga disebabkan naiknya permintaan Dolar AS menjelang akhir tahun, terutama terkait dengan kebutuhan musiman seperti pembayaran dividen, pembayaran utang luar negeri, barang impor, dan kebutuhan konversi untuk liburan ke luar negeri.

Namun menuju sesi kedua dan akhir sesi, Rupiah mulai memangkas pelemahannya sejalan dengan membaiknya sentimen investor akibat rilis data inflasi CPI AS yang sesuai dengan ekspektasi.

Data terbaru menunjukkan inflasi tahunan AS naik tipis menjadi 2,7% pada November, dibandingkan 2,6% di bulan sebelumnya.

‘’Rilis inflasi CPI AS bulan November memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga kebijakan oleh the Fed pada minggu depan,’’ ucap Josua kepada Kontan.co.id, Kamis (12/12).

Analis Doo Financial Futures Lukman Leong melihat, pelemahan rupiah hari ini terseret sentimen risk-off yang terjadi di pasar ekuitas domestik. Hal itu menyusul adanya sentimen negatif terkait rumor pemerintah Tiongkok yang mungkin akan membiarkan Yuan melemah tahun depan.

Adanya spekulasi pembiaran pelemahan yuan merupakan respons terhadap antisipasi kenaikan tarif perdagangan AS yang dibawa Donald Trump. Yuan yang lebih lemah berpotensi mengurangi biaya ekspor, dan juga bisa menciptakan pengaturan moneter yang lebih longgar.

Di samping itu, Lukman berujar, rupiah tidak mampu menguat di saat indeks dolar melemah karena fundamental ekonomi domestik rapuh. Sentimen domestik masih lemah di antaranya terlihat dari daya beli menurun, rencana PPN 12% yang berpotensi mengancam pertumbuhan ekonomi, serta defisit transaksi berjalan selama 6 kuartal beruntun.

Investor selanjutnya akan menantikan data inflasi produsen (PPI) AS malam ini sebagai petunjuk arah suku bunga AS. Dari dalam negeri, tidak ada data ekonomi yang penting bakal dirilis besok.

‘’Rupiah diperkirakan masih akan tertekan, namun bila mendekati level psikologis Rp 16.000 per dolar AS, BI diharapkan untuk mengintervensi,’’ tutur Lukman saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (12/12).

Menurut Lukman, rupiah akan berkisar Rp 15.850 – Rp 16.000 per dolar AS di perdagangan akhir pekan, Jumat (13/12). Sedangkan, Josua memproyeksi rupiah akan berkisar Rp 15.875 – Rp 15.975 per dolar AS.

Selanjutnya: Cahaya Harapan di Desa Buluh Tumbang, Tanjung Pandan Berkat Program BPBL

Menarik Dibaca: Cara Menggunakan Copilot AI untuk Edit Gambar dengan Praktis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli