KONTAN.CO.ID - Lagi-lagi, beredar rumor liar tentang kesehatan Presiden Rusia Vladimir Putin. Pada hari Selasa (25/10/2023), sejumlah media dengan tergesa-gesa memberitakan Kremlin membantah klaim bahwa Presiden Vladimir Putin telah terkena serangan jantung. Melansir
Business Insider, rumor liar tersebut berasal dari sebuah unggahan akun Telegram Rusia anonim, General SVR.
Akun Telegram ini merupakan sumber terkenal yang berisi cerita-cerita menarik namun tidak berdasar tentang Putin dan lingkarannya. Akun tersebut mengklaim, Putin ditemukan pada Minggu malam dalam keadaan kejang karena serangan jantung. Rumor tersebut juga menuliskan, Presiden Rusia telah diwakili oleh dua orang dalam pertemuan baru-baru ini. Sebagai tanggapan, mengutip
Independent, Kremlin telah menolak klaim bahwa Vladimir Putin tidak sehat dan menyebutnya sebagai “tipuan yang tidak masuk akal”. Kremlin menegaskan bahwa semuanya baik-baik saja dengan sang pemimpin.
Baca Juga: Kremlin: AS Tidak Dapat Membangun Tatanan Dunia Baru “Ini termasuk dalam kategori informasi palsu yang tidak masuk akal yang dibahas oleh banyak media dengan kegigihan yang patut ditiru. Hal ini hanya menimbulkan senyuman,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
Business Insider memberitakan, akun Telegram General SVR memiliki lebih dari 390.000 pengikut di tiga akun. Akun ini merupakan sumber utama rumor tersebut. Namun seperti yang dikatakan para ahli kepada
Business Insider, pembaca harus memandang klaim tersebut dengan skeptis. Mengaku dijalankan oleh anggota dan mantan anggota Badan Intelijen Luar Negeri Rusia, atau SVR, organisasi ini secara teratur mengungkapkan kisah-kisah di balik layar yang sangat rinci.
Beberapa orang yang terlibat dalam menjalankan akun tersebut mengatakan kepada
Business Insider pada bulan Januari bahwa mereka memiliki “kepercayaan penuh” pada sumbernya. Akan tetapi mereka menolak untuk mengidentifikasi jati diri mereka dengan alasan keamanan. Kremlin sendiri merupakan sumber yang hampir tidak dapat diandalkan.
Baca Juga: Rusia Kordinasikan Kebijakan Timur Tengah dengan China Editor: Barratut Taqiyyah Rafie