KUALA LUMPUR. Sebagian besar mata uang Asia menuju pelemahan mingguan hari ini. Berdasarkan data yang dihimpun Bloomberg, rupe India dan baht Thailand mencatatkan pelemahan terbesar di antara mata uang regional lainnya. Pada pukul 09.02 waktu Mumbai, rupe India melemah 2,3% di sepanjang pekan ini menjadi 56,7783 per dollar. Bahkan, pada awal pembukaan pasar, rupe sempat menyentuh posisi rekor terlemah di level 56,8037. Sementara itu, baht Thailand melemah 1,1% menjadi 31,81 dalam lima hari terakhir. Sedangkan ringgit Malaysia melemah 0,9% menjadi 3,1900. Mata uang di sejumlah negara Asia lainnya juga keok. Rupiah Indonesia, misalnya, melemah 0,9% menjadi 9.474 pada pekan ini. Sedangkan peso Filipina melemah 0,5% menjadi 42,455 pada periode yang sama. Dollar Taiwan dan yuan China tak banyak mencatatkan perubahan di posisi 6,3642 dan 6,3651. Lain halnya dengan won Korea Selatan yang berhasil menguat 0,7% menjadi 1.157,25. Kondisi itu menyebabkan indeks Bloomberg-JPMorgan Asia Dollar ikut terpapas sebesar 0,3% pagi ini. Pelemahan mata uang regional terjadi akibat perlambatan ekonomi global menyebabkan outlook kinerja eksportir Asia menjadi negatif. Kondisi itu juga yang menyebabkan tingkat permintaan aset-aset emerging market menjadi terpangkas."Kecemasan mengenai krisis utang Eropa menguasai pasar. Di luar itu semua, ada kecemasan mengenai perlambatan pertumbuhan ekonomi global. Seperti yang diketahui perlambatan di Eropa, China, dan AS sangat mempengaruhi ekspor Asia dan mata uang Asia akan dilanda aksi jual," papar Kozo Hasegawa, trader Sumitomo Mitsui Banking Corp. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Rupe dan baht paling lemah di Asia pekan ini
KUALA LUMPUR. Sebagian besar mata uang Asia menuju pelemahan mingguan hari ini. Berdasarkan data yang dihimpun Bloomberg, rupe India dan baht Thailand mencatatkan pelemahan terbesar di antara mata uang regional lainnya. Pada pukul 09.02 waktu Mumbai, rupe India melemah 2,3% di sepanjang pekan ini menjadi 56,7783 per dollar. Bahkan, pada awal pembukaan pasar, rupe sempat menyentuh posisi rekor terlemah di level 56,8037. Sementara itu, baht Thailand melemah 1,1% menjadi 31,81 dalam lima hari terakhir. Sedangkan ringgit Malaysia melemah 0,9% menjadi 3,1900. Mata uang di sejumlah negara Asia lainnya juga keok. Rupiah Indonesia, misalnya, melemah 0,9% menjadi 9.474 pada pekan ini. Sedangkan peso Filipina melemah 0,5% menjadi 42,455 pada periode yang sama. Dollar Taiwan dan yuan China tak banyak mencatatkan perubahan di posisi 6,3642 dan 6,3651. Lain halnya dengan won Korea Selatan yang berhasil menguat 0,7% menjadi 1.157,25. Kondisi itu menyebabkan indeks Bloomberg-JPMorgan Asia Dollar ikut terpapas sebesar 0,3% pagi ini. Pelemahan mata uang regional terjadi akibat perlambatan ekonomi global menyebabkan outlook kinerja eksportir Asia menjadi negatif. Kondisi itu juga yang menyebabkan tingkat permintaan aset-aset emerging market menjadi terpangkas."Kecemasan mengenai krisis utang Eropa menguasai pasar. Di luar itu semua, ada kecemasan mengenai perlambatan pertumbuhan ekonomi global. Seperti yang diketahui perlambatan di Eropa, China, dan AS sangat mempengaruhi ekspor Asia dan mata uang Asia akan dilanda aksi jual," papar Kozo Hasegawa, trader Sumitomo Mitsui Banking Corp. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News