JAKARTA. Rupiah diperkirakan akan kembali merosot pada Senin (15/6), karena data neraca perdagangan kurang mengesankan. Di pasar spot, Jumat (12/6) pasangan USD/IDR naik 0,10% ke 13.335 dibanding hari sebelumnya. Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, rupiah melemah 0,18% ke Rp 13.317 per dollar AS. David Sumual, Ekonom Bank Central Asia (BCA) memaparkan, penurunan ekspor Indonesia Mei 2015 di 7% year-on-year (yoy) bisa menjadi penekan rupiah. Ini menunjukkan perekonomian Indonesia masih lesu dan belum membaik seperti yang diharapkan. "Walaupun neraca perdagangan masih surplus namun jika ekspor impor negatif, efeknya sama saja bagi rupiah yakni tertekan," proyeksi dia. Sebabnya, pelaku pasar pesimistis dengan aktivitas ekonomi dalam negeri dan memilih beralih ke dollar AS. Padahal tanpa adanya tekanan dari ekspor impor buruk, permintaan dalam negeri dollar AS sudah melonjak. "Untuk membayar utang pemerintahan dan swasta serta memasuki Ramadan," ujar David.
Rupiah akan melemah didorong data ekonomi buruk
JAKARTA. Rupiah diperkirakan akan kembali merosot pada Senin (15/6), karena data neraca perdagangan kurang mengesankan. Di pasar spot, Jumat (12/6) pasangan USD/IDR naik 0,10% ke 13.335 dibanding hari sebelumnya. Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, rupiah melemah 0,18% ke Rp 13.317 per dollar AS. David Sumual, Ekonom Bank Central Asia (BCA) memaparkan, penurunan ekspor Indonesia Mei 2015 di 7% year-on-year (yoy) bisa menjadi penekan rupiah. Ini menunjukkan perekonomian Indonesia masih lesu dan belum membaik seperti yang diharapkan. "Walaupun neraca perdagangan masih surplus namun jika ekspor impor negatif, efeknya sama saja bagi rupiah yakni tertekan," proyeksi dia. Sebabnya, pelaku pasar pesimistis dengan aktivitas ekonomi dalam negeri dan memilih beralih ke dollar AS. Padahal tanpa adanya tekanan dari ekspor impor buruk, permintaan dalam negeri dollar AS sudah melonjak. "Untuk membayar utang pemerintahan dan swasta serta memasuki Ramadan," ujar David.