Rupiah akan sulit menembus support Rp 13.000



JAKARTA. Rupiah semakin murah di hadapan dollar Amerika Serikat (AS). Data ekonomi domestik yang membaik, tak mampu menopang mata uang berlambang Garuda ini. Maklum, investor fokus pada spekulasi kenaikan suku bunga Bank Sentral AS.

Senin (16/3), di pasar spot, rupiah melemah 0,30% ke Rp 13.245 per dollar AS. Ini level terlemah sejak Agustus 1998. Kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat, rupiah tertekan 0,35% ke Rp 13.237 per dollar AS.

Research and Analyst PT Monex Investindo Futures Agus Chandra menilai, para pelaku pasar kurang merespons pencapaian surplus neraca dagang bulan Februari senilai US$ 738,3 juta. Pasalnya, tingkat ekspor masih minus. "Di sisi lain, indeks dollar masih tinggi, meski turun dari level 100," katanya.


Analis pasar uang PT Bank Mandiri Tbk, Rully Arya Wisnubroto sepakat, tekanan terbesar rupiah akibat penguatan dollar AS. The Greenback terjaga oleh spekulasi kenaikan suku bunga The Fed.

Tapi Rully menduga, ada potensi rupiah menguat terbatas, hari ini. BI diperkirakan menahan BI rate. Rupiah bisa bergulir antara Rp 12.950-Rp 13.200 per dollar AS. Prediksi Agus, rupiah masih sulit menuju ke bawah Rp 13.000. Sebab, dollar AS masih kuat dan tidak ada katalis dari domestik. Ia menebak, hari ini, rupiah melemah di kisaran Rp 13.300 - Rp 13.000 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa