Rupiah Anjlok 8,6%, Gubernur BI: Lebih Baik Dibandingkan Korsel hingga Thailand



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengklaim, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih lebih baik jika dibandingkan dengan negara lain.

Gubernur BI Perry Warjiyo mencatat, jika dibandingkan dengan akhir tahun 2021, rupiah melemah 8,65% per 16 November 2022. Menurutnya, depresiasi nilai tukar rupiah tersebut relatif lebih baik dibandingkan negara lainnya.

Misalnya saja won Korea Selatan yang koreksi 10,30% secara year to date (YTD), peso Filipina tergelincir 11,10% secara YTD, rupee India turun 10,42% secara YTD, ringgit Malaysia melemah 11,75% YTD dan baht Thailand yang sudah ambles 12,55% YTD.


“Depresiasi nilai tukar rupiah tersebut relatif lebih baik dibandingkan dengan depresiasi mata uang sejumlah negara lain di kawasan," tutur Perry dalam konferensi pers, Kamis (17/11).

Baca Juga: Gubernur BI: Rupiah Bisa Menguat Didukung Fundamental Ekonomi RI

Perry mengungkapkan, keperkasaan dolar AS didorong oleh pengetatan kebijakan moneter yang agresif di AS. Kemudian, sejumlah negara memilih kembali masuk ke pasar AS, di tengah melemahnya ekonomi dan lonjakan inflasi di kawasan Eropa.

Pada saat bersamaan, tingginya ketidakpastian pasar keuangan global berlanjut. Sehingga situasi ini memberikan tekanan pelemahan nilai tukar hampir seluruh mata uang dunia, termasuk nilai tukar rupiah.

Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan bekerjanya mekanisme pasar dan nilai fundamentalnya untuk mendukung upaya pengendalian inflasi dan stabilitas makroekonomi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari