Rupiah Anjlok, Bayar Utang Luar Negeri Mahal



JAKARTA. Melorotnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (US dollar) ternyata berimbas pada pembayaran utang luar negeri pemerintah. Akibatnya, pemerintah terpaksa merogoh koceknya lebih dalam guna membayar utang luar negeri yang nilainya makin tinggi.Kepala Badan Kebijakan Fiskal Depkeu Anggito Abimanyu mengatakan akibat pelemahan rupiah yang terjadi belakangan ini, pembayaran utang luar negeri pemerintah membengkak. "Dengan pelemahan rupiah ada pengaruhnya ke pemerintah, pembayaran utang kan ada kerugian kurs," jelas Anggito di Departemen Keuangan, Kamis (20/11).Menurutnya kerugian kurs akibat melemahnya rupiah terhadap US dollar telah terjadi dalam 3 bulan terakhir. Padahal, sebelumnya ada keuntungan kurs karena rupiah pernah di Rp 8.000-an per US$.Selain terhadap US dollar, Anggito mengatakan kerugian pemerintah dari melemahnya kurs ini terjadi juga nilai tukar rupiah terhadap Yen Jepang.Menurut Anggito, kalau akibat risiko kurs terhadap US dollar masih bisa terkompensasi dari penurunan kurs dalam 9 bulan terakhir. "Asumsinya kan Rp 9.100 per US$ dalam APBN-P 2008. Overall masih oke. Untuk yen pembayaran pinjaman luar negeri cukup banyak. Yen terkoreksi cukup banyak," jelasnya.Selain untuk pembayaran utang luar negeri, Anggito mengatakan belanja pemerintah khususnya untuk belanja barang melalui impor juga membengkak akibat pelemahan kursyang terjadi.Direktur Jenderal Pengelolaan Utang, Rahmat Waluyanto mengatakan, alokasi pagu pembayaran pokok utang luar negeri sebesar Rp61,2 triliun dan bunga sebesar Rp21,7 trilun pada APBN 2008 dihitung dari jumlah proyeksi pembayaran utang dalam original currency yang dikonversi ke ekuivalen US dollar untuk kemudian dikalikan dengan kurs APBN Rp 9.100 per dolar AS. Dengan semakin, lanjut Rahmat, menguatnya US dollar terhadap rupiah yang mencapai Rp.12.000, sebenarnya beban dalam original currency tetap sama.  "Namun  beban dari segi rupiah di APBN 2008 menjadi lebih besar," jelas Rahmat, di Jakarta (20/11).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: