JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan kembali melemah pada Selasa besok. Pada penutupan bursa hari ini, IHSG ditutup terkoreksi 1,68% di level 5.014. Yusuf Nugraha, analis Anugrah Sentra Investama menilai, pelemahan IHSG terjadi karena belum adanya sentimen positif yang cukup kuat untuk mengembalikan arah menuju positif. Kondisi makro Indonesia terutama di nilai tukar rupiah terhadap dolar sangat mengkhawatirkan, hampir menyentuh Rp 13.400. “Jika The Fed memutuskan menaikan suku bunga pada Juli atau September, nilai tukar rupiah bisa naik hingga Rp 14.000,” jelas Yusuf. Menurutnya kenaikan suku bunga The Fed memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap pelemahan IHSG. Neraca perdagangan Indonesia di bulan Mei yang defisit dan inflasi sebesar 7,15% YoY semakin membuat IHSG tersungkur. Belum lagi menjelang bulan puasa dengan lonjakan harga bahan pokok yang memicu kenaikan inflasi bulan Juni. Analis Relience Securities, Lanjar Nafi Taulat juga menuturkan, belum ada data ekonomi yang bagus dari dalam negeri maupun regional membuat IHSG terpuruk. Cadangan devisa Indonesia sedikit menurun lebih rendah menjadi US$ 110,8 miliar dari sebelumnya US$ 110,9 miliar.
Rupiah anjlok, besok IHSG diprediksi akan melemah
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan kembali melemah pada Selasa besok. Pada penutupan bursa hari ini, IHSG ditutup terkoreksi 1,68% di level 5.014. Yusuf Nugraha, analis Anugrah Sentra Investama menilai, pelemahan IHSG terjadi karena belum adanya sentimen positif yang cukup kuat untuk mengembalikan arah menuju positif. Kondisi makro Indonesia terutama di nilai tukar rupiah terhadap dolar sangat mengkhawatirkan, hampir menyentuh Rp 13.400. “Jika The Fed memutuskan menaikan suku bunga pada Juli atau September, nilai tukar rupiah bisa naik hingga Rp 14.000,” jelas Yusuf. Menurutnya kenaikan suku bunga The Fed memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap pelemahan IHSG. Neraca perdagangan Indonesia di bulan Mei yang defisit dan inflasi sebesar 7,15% YoY semakin membuat IHSG tersungkur. Belum lagi menjelang bulan puasa dengan lonjakan harga bahan pokok yang memicu kenaikan inflasi bulan Juni. Analis Relience Securities, Lanjar Nafi Taulat juga menuturkan, belum ada data ekonomi yang bagus dari dalam negeri maupun regional membuat IHSG terpuruk. Cadangan devisa Indonesia sedikit menurun lebih rendah menjadi US$ 110,8 miliar dari sebelumnya US$ 110,9 miliar.