Rupiah merosot, Rizal Ramli dan Kwik Kian Gie kritisi pemerintah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Awal pekan ketiga bulan ini dimulai dengan terpuruknya nilai tukar rupiah yang nyaris menyentuh Rp 14.000 per dollar AS.

Mengutip dari Bloomberg, pada penutupan perdagangan Senin (23/4) nilai tukar rupiah di level Rp 13.975 atau melemah 0,59% dibanding penutupan pekan lalu.

Ekonom senior Rizal Ramli menyebut, pelemahan rupiah tak semata disebabkan faktor eksternal, yaitu tren dollar AS yang menguat. 


Tapi, dia juga menunjuk kondisi internal fundamental Tanah Air sebagai penyebabnya. Misalnya, defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) yang terus membesar, neraca keseimbangan primer di akhir tahun 2017 juta menunjukkan kenaikan defisit menjadi minus Rp 125 triliun, dan debt to service ratio (DSR) yang tahun ini diestimasi hingga 38%.

"Ya tidak aneh kalau rupiah jebol," kata Rizal di kediamannya, Senin (23/4).

Dia bilang, tanpa intervensi Bank Indonesia, kejatuhan rupiah lebih dalam.

Menurutnya, rupiah akan melewati level Rp 15.000 per dollar AS jika pemerintah tak serius menjaga fundamental internal Indonesia.

"Jadi tugas kita benahi yang ini tadi. Memang itu bukan kewenangan BI, kebanyakan sektor fiskal yang harus benahi," jelas dia.

Senada seirama, mantan Menko Ekuin tahun 1999-2000, Kwik Kian Gie bilang dalam tiga tahun pemerintahan Joko Widodo, Rupiah terus merosot dari level Rp 9.750 per dollar hingga saat ini mencapai Rp 13.975. Kenaikan tersebut ia nilai sangat tinggi, tak ayal harga kebutuhan bahan pokok terus merangkak.

"Nilai impor kita besar, kebutuhan pokok diimpor semua dengan sendirinya harga-harga apa saja naik karena dollarnya meningkat terus," kata Kwik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia