Rupiah awal pekan bisa lanjut melemah



JAKARTA. Mata uang garuda berpeluang melanjutkan pelemahan di awal pekan ini. Data inflasi yang diharapkan mampu menjadi sumber tenaga bagi rupiah baru akan dirilis awan bulan Desember.

Di Pasar Spot, Jumat (27/11) nilai tukar rupiah di hadapan dollar AS melemah 0,43% dibanding sehari sebelumnya di level Rp 13.801. Sementara di kurs tengah Bank Indonesia rupiah turun 0,1% dari sehari sebelumnya di Rp 13.747 per dollar AS.

Rully Arya Wisnubroto, Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk menyatakan, pelemahan rupiah sejalan dengan prediksinya. “Semakin dekat bulan Desember, maka rupiah akan semakin melemah,” paparnya.


Sebelumnya rupiah sempat menguat di hadapan dollar AS sekitar bulan Septemebr hingga Oktober 2015. Menguatnya rupiah didukung oleh data ekonomi AS yang terlihat negatif termasuk data tenaga kerja yang menjadi salah satu pertimbangan The Fed menaikkan suku bunga.

Kini rupiah kembali tertekan setelah prospek kenaikan suku bunga The Fed bulan Desember semakin jelas. Apalagi, data-data ekonomi AS pun mulai membaik, salah staunya pertumbuhan ekonomi kuartal III-2015 sebesar 2,1%.

Rully berharap pelemahan rupiah tidak terlalu tajam. Data inflasi bulan November yang diprediksi membaik dapat menjadi penopang rupiah sementara sebelum rapat The Fed. Data lain dari dalam negeri yakni neraca perdangan baru akan dirilis pada pertengahan bulan Desember. Rully menduga pergerakan rupiah pada Senin (30/11) akan kembali melemah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia