Rupiah bangkit dan ditutup menguat ke Rp 14.352 per dolar AS pada Selasa (10/3)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Semakin berkurangnya jumlah korban virus corona di China membuat pasar global sedikit sumringah. Alhasil, Selasa (10/3), rupiah berhasil menguat dan ditutup di level Rp 14.352 per dolar Amerika Serikat (AS).

Dengan posisi itu, mata uang Garuda naik 0,29% dibanding penutupan hari sebelumnya di Rp 14.393 per dolar AS.

Penguatan rupiah sejalan dengan mata uang lainnya di kawasan. Di mana, won Korea Selatan menjadi mata uang yang mengalami penguatan paling tinggi setelah naik 0,95% terhadap the greenback.


Baca Juga: Rupiah spot rebound 0,58% ke Rp 14.310 per dolar AS di siang ini

Sementara itu, yen Jepang menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam setelah terkikis 1,97%.

Menurut Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim, penguatan rupiah mendapat dukungan dari penurunan signifikan pada kasus virus corona di Wuhan, yang selama ini menjadi pusat dari wabah ini.  ' Pada Selasa (10/3), jumlah kasus baru di Wuhan hanya 17. Ini menjadi angka terendah sejak 21 Januari 2020.

Selain itu, optimisme pasar juga tumbuh karena adanya harapan The Federal Reserve kembali pangkas suku bunga acuan pada FOMC Meeting di pekan depan. Belum lagi stimulus juga akan dikeluarkan bank sentral global lainnya. 

Baca Juga: Pasar ambrol, begini cara mengatur portofolio investasi

Walau mendapat suntikan tenaga dari eksternal, sentimen dari dalam negeri justru menyudutkan rupiah. "Para analis memperkirakan defisit APBN akan melebar dan laporan bertambahnya kasus virus corona di Indonesia jadi penghambat," kata dia.

Tetapi Ibrahim masih optimistis, pergerakan rupiah pada Rabu (11/3) akan kembali menguat. "Mata uang Garuda kemungkinan akan menguat ke level Rp 14.300-Rp 14.380 per dolar AS," pungkas Ibrahim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari