Rupiah bergejolak, bankir pastikan likuiditas valas aman



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) mengalami sedikit fluktuasi beberapa hari terakhir. Berdasarkan data Jakarta interbank spot dollar rate atau JISDOR Bank Indoneesia (BI), pada Jumat (2/3), kurs rupiah terhadap dollar AS ditutup di angka Rp 13.746, sedangkan pada Kamis (1/3) berada di level Rp 13.793.

Pada awal Maret 2018, kurs rupiah terhadap dollar berada di titik terlemah sejak awal tahun. Kurs rupiah BI tidak jauh berbeda dengan kurs di pasar spot. Mengacu Bloomberg, kurs rupiah versus dollar dollar AS pada Jumat (2/3) berada di level Rp 13.757.

Apakah depresiasi rupiah berefek ke likuiditas valuta asing (valas) perbankan? Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur Bank Central Asia bilang likuiditas valas akan tetap bagus jika bank bisa menjaga liabilitas dan aset seimbang.


"Dengan ini, maka pergerakan kurs tidak berpengaruh pada bank," kata Jahja kepada Kontan.co.id, Minggu (4/3).

Catatan Kontan.co.id, dari data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada akhir 2017, lalu likuiditas valas industri perbankan 92,68% agak sedikit ketat jika melihat batas atas likuiditas yang ditetapkan BI 92%.

Angka likuiditas atau LDR valas pada akhir 2017 lalu mengetat jika dibandingkan akhir 2016 yang berada di level 85,97%. Pegetatan likuiditas valas ini disebabkan dana pihak ketiga (DPK) valas hanya tumbuh 0,38% secara tahunan atau year on year (yoy) sedangkan pertumbuhan kredit valas 8,22% yoy.

Hariyono Tjahjarijadi Direktur Utama Bank Mayapada bilang pelemahan rupiah sifatnya sementara. "Sehingga belum ada dampaknya dengan likuiditas valas maupun proyeksi DPK valas," kata Hariyono kepada Kontan.co.id, Minggu (4/3).

Sementara Darwin Wibowo, Direktur Wholesale Banking Bank Permata bilang saat ini likuiditas valas cukup bagus. "Membaik di awal 2018 ini dibandingkan tahun lalu," kata Darwin kepada Kontan.co.id, Minggu (4/3).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sofyan Hidayat