Rupiah berharap dukungan dari data cadev



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aksi jual di bursa saham global memicu pelaku pasar beralih berinvestasi pada instrumen safe haven, seperti dollas AS dan yen. Imbasnya, rupiah yang berada di emerging market dan dianggap memiliki risiko lebih tinggi, jadi tertekan.

Mengutuip Bloomberg, Rabu (7/2), nilia tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,11% menjadi Rp 13.555 per dollar AS. Sementara, di kurs tengah Bank Indonesia, rupiah menguat 0,33% ke Rp 13.533 per dollar AS.

Research and Analyst PT Monex Investindo Futures Putu Agus Pransuamitra mengatakan, hari ini, rupiah sempat menguat di perdagangan awal, karena mulai pulihnya bursa global baik di AS, Eropa, dan Asia. "Namun, di akhir perdagangan, rupiah ditutup mendatar," kata Putu, Rabu (7/2).


Menurut Putu, kecenderungan pelemahan rupiah masih efek gejolak di pasar saham, kemarin. Orang beralih memegang dollar AS sebagai instrumen investasi yang aman.

Faktor lain yang membuat rupiah masih melemah adalah ekspektasi suku bunga AS yang semakin mengarah naik, setelah data tenaga kerja di negeri Paman Sam dirilis dengan hasil yang positif.

Putu memperkirakan, besok (8/2), perhatian pelaku pasar akan tertuju pada bursa saham AS. "Apabila bursa menguat akan berdampak ke bursa Asia dan bisa jadi sentimen positif bagi rupiah," katanya.

Selain itu, rupiah berpeluang didukung data domestik berupa kenaikan cadangan devisa Indonesia. Prediksinya, rupiah akan bergerak antara Rp 13.500-Rp 13.580 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini