Rupiah berharap pada inflasi dan harga minyak



JAKARTA. Mata uang garuda terus tertekan oleh spekulasi kenaikan suku bunga The Fed. Pergerakan rupiah kini menanti dorongan dari sentimen domestik.

Di pasar Spot, Jumat (27/5) nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat melemah tipis 0,02% ke level Rp 13. 587. Namun dalam sepekan terakhir rupiah berhasil menguat 0,15%.

Andri Hardianto, Analis PT Asia Tradepoint Futures mengatakan, pergerakan rupiah sepekan ini cukup fluktuatif. Di tengah tekanan dollar AS, rupiah masih mendapat dorongan dari menguatnya harga minyak dunia yang mencapai level US$ 50 per barel.


Untuk pekan depan, rupiah menanti dorongan domestik dari rilis data inflasi bulan Mei. BI memprediksi angka inflasi bulan Mei berada di level 0,19% sementara untuk inflasi secara tahunan di 3,3% atau turun dibanding bulan lalu 3,6%. "Ini bisa menjadi sentimen positif bagi rupiah jika inflasi sesuai prediksi," papar Andri.

Lalu pertemuan OPEC pada tanggal 2 Juni secara tidak langsung juga akan mempengaruhi rupiah lantaran akan menggerakkan harga minyak dunia.

Andri memprediksi rupiah sepekan ke depan masih akan fluktuatif dengan kecenderungan menguat.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia