KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Federal Reserve (The Fed) diperkirakan akan melanjutkan kenaikan suku bunga, namun dalam jalur yang lambat. Investor masih akan terus memantau data-data ekonomi Amerika Serikat (AS) ke depan termasuk inflasi personal consumption expenditure (PCE) yang bakal dirilis besok, Jumat (24/2). Chief Analist DCFX Futures Lukman Leong menilai bahwa rilis notula rapat kebijakan moneter The Fed semalam tidak menunjukkan Bank Sentral AS tersebut bakal bersikap hawkish. Di mana, rilis notula rapat kebijakan moneter The Fed bisa memberikan gambaran terkait arah kebijakan The Fed yang akan diambil selanjutnya. Walaupun The Fed menegaskan tetap dalam jalur kenaikan suku bunga, namun mayoritas pejabat The Fed lebih condong pada kenaikan sebesar 25 bps, bukan 50 bps yang dikhawatirkan. Serangkaian data-data ekonomi AS yang kuat akhir-akhir ini masih membuat investor yakin The Fed tidak akan less agresif ke depan.
Rupiah Berpeluang ke Bawah Rp 15.000 Per Dolar AS, Ini Alasannya
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Federal Reserve (The Fed) diperkirakan akan melanjutkan kenaikan suku bunga, namun dalam jalur yang lambat. Investor masih akan terus memantau data-data ekonomi Amerika Serikat (AS) ke depan termasuk inflasi personal consumption expenditure (PCE) yang bakal dirilis besok, Jumat (24/2). Chief Analist DCFX Futures Lukman Leong menilai bahwa rilis notula rapat kebijakan moneter The Fed semalam tidak menunjukkan Bank Sentral AS tersebut bakal bersikap hawkish. Di mana, rilis notula rapat kebijakan moneter The Fed bisa memberikan gambaran terkait arah kebijakan The Fed yang akan diambil selanjutnya. Walaupun The Fed menegaskan tetap dalam jalur kenaikan suku bunga, namun mayoritas pejabat The Fed lebih condong pada kenaikan sebesar 25 bps, bukan 50 bps yang dikhawatirkan. Serangkaian data-data ekonomi AS yang kuat akhir-akhir ini masih membuat investor yakin The Fed tidak akan less agresif ke depan.