KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah berpeluang melanjutkan pelemahan pada perdagangan Rabu (23/10). Pada Selasa (22/10), rupiah spot dan rupiah di Jisdor BI kompak melemah. Di pasar spot, rupiah ditutup pada level Rp 15.567 per dolar Amerika Serikat (AS) di akhir perdagangan Selasa (22/10), melemah 0,41% dari sehari sebelumnya. Sedangkan rupiah di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah melemah 0,61% dalam sehari ke level Rp 15.560 per dolar Amerika Serikat (AS).
Baca Juga: Kompak, Rupiah Jisdor Melemah 0,61% ke Rp 15.560 Per Dolar AS Pada Selasa (22/10) Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin mengatakan, pelaku pasar tengah mempertimbangkan dan memperhatikan perkembangan mengenai arah kebijakan kabinet baru yang menciptakan sikap kehati-hatian di kalangan pelaku pasar. "Data pertumbuhan uang beredar per Agustus 2024 juga mengalami perlambatan menjadi 7,2% YoY atau Rp 9.044 triliun. Ini menandai perpanjangan perlambatan dalam tiga bulan terakhir," kata Nanang kepada KONTAN, Selasa (22/10). Di sisi lain pelemahan rupiah lain juga disebabkan oleh termoderasinya pemangkasan Fed fund rate seiring rilis data ekonomi AS, khususnya data ketenagakerjaan serta data penjualan ritel yang solid. Terlihat imbal hasil Treasury AS 10 tahun meningkat 2,63% ke level 4,18%. Ini menciptakan potensi aliran dana asing kembali ke AS karena imbal hasil yang lebih menarik. Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan rupiah melemah dan dolar menguat karena terdampak dari pernyataan berbagai pejabat the Fed yang sepakat bahwa untuk tidak melakukan pemotongan secara agresif. Baca Juga: Rupiah Spot Ditutup Melemah 0,41% ke Rp 15.567 Per Dolar AS Pada Selasa (22/10) Selain itu, beberapa kalangan juga meyakini bahwa suku bunga netral The Fed akan lebih tinggi dari yang diperkirakan selama ini.