Rupiah Berpeluang Melemah Pada Kamis (4/1), Cermati Sentimen yang Membayangi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah ditutup melemah di perdagangan Rabu (3/1). Pelemahan rupiah sejalan dengan meningkatnya sentimen risk off di pasar keuangan Amerika Serikat (AS).

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, rupiah dibuka melemah setelah berlanjutnya sentimen risk-off di pasar keuangan AS. Hal itu akibat meningkatnya yield US Treasury (UST) pada hari Senin lalu, diikuti oleh kenaikan tensi geopolitik.

“Setelah mencapai titik terlemahnya pada level Rp 15.525, rupiah kemudian cenderung berbalik arah, hingga ditutup melemah terbatas ke level Rp 15.480 per dolar AS,” kata Josua kepada Kontan.co.id, Rabu (3/1).


Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengamati, penguatan dolar terjadi sebelum risalah pertemuan The Fed bulan Desember 2023, yang akan dirilis pada hari Rabu (3/1). Analis memperingatkan bahwa risalah tersebut mungkin tidak terlalu dovish seperti yang diharapkan pasar yaitu sebuah skenario yang kemungkinan akan mengurangi sentimen risiko.

Baca Juga: Simak Proyeksi Pergerakan Rupiah pada Perdagangan Kamis (4/1)

Di sisi lain, penguatan dolar AS sebagian didorong oleh kekhawatiran atas meningkatnya ketegangan geopolitik, setelah Israel membunuh wakil pemimpin Hamas Saleh al-Arouri dalam serangan pesawat tak berawak di ibu kota Lebanon, Beirut, pada hari Selasa.

“Meskipun The Fed memberi isyarat pada bulan Desember 2023 bahwa mereka akan mulai memangkas suku bunga pada tahun 2024, namun mereka hanya memberikan sedikit petunjuk mengenai waktu tindakan tersebut,” ungkap Ibrahim dalam riset harian, Rabu (3/1).

Dari internal, data Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global, pada bulan Desember berada di posisi 52,2 atau naik 0,5 poin dibanding bulan November yang menempati level 51,7. PMI Manufaktur Indonesia tetap berada dalam fase ekspansi selama 28 bulan berturut-turut.

Ibrahim bilang, kinerja PMI baik ini tentu harus dijaga dan ditingkatkan. Kondisi sektor manufaktur di Indonesia terus membaik lantaran juga didukung dari beragam kebijakan strategis pemerintah yang telah berjalan on the right track.

Menurut Ibrahim, data nonfarm payrolls (NFP) untuk bulan Desember 2023 akan menjadi perhatian pasar yang dirilis pada hari Jumat (5/1). Data ini diperkirakan akan memberikan lebih banyak petunjuk mengenai lapangan kerja AS.

Sementara, Josua melihat rupiah pada Kamis (4/1) berpotensi melanjutkan pelemahan seiring dengan potensi menguatnya data tenaga kerja AS. Selain itu, data lowongan pekerjaan Amerika Serikat juga diperkirakan mengalami peningkatan.

Baca Juga: Tertekan, Rupiah Jisdor Melemah ke Rp 15.495 Per Dolar AS Pada Rabu (3/1)

Josua memproyeksi nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp 15.450 – Rp 15.550 per dolar AS. 

Sedangkan, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah akan begerak fluktuatif namun ditutup melemah di rentang  Rp 15.460 per saham - Rp 15.540 per saham.

Mengutip Bloomberg, rupiah spot melemah sekitar 0,07% ke Rp 15.481 per dolar AS di perdagangan Rabu (3/1). Sejalan dengan itu, rupiah Jisdor BI melemah 0,14% ke posisi Rp 15.495 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi