KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi melemah pada perdagangan Rabu (1/2). Analis DCFX Futures Lukman Leong mengatakan, hal ini terjadi di tengah meningkatnya sentimen risk off dan penguatan dolar AS. Ia melihat, investor akan menantikan rilis data ekonomi penting dan pengumuman kebijakan moneter bank sentral AS The Fed. Investor juga akan mengantisipasi data inflasi Indonesia bulan Januari 2023. "Investor menghindari aset dan mata uang berisiko menjelang rilis data ekonomi penting dan berakhirnya pertemuan FOMC," kata Lukman saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (31/1).
Baca Juga: Kompak, Rupiah Jisdor Melemah 0,09% ke Rp 14.992 Per Dolar AS Pada Selasa (31/1) Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi pun memperkirakan, rupiah akan dibuka fluktuatif namun ditutup melemah pada Rabu (1/2). Menurutnya, pasar akan menantikan pengumuman suku bunga The Fed esok hari yang dilanjutkan dengan pengumuman kebijakan moneter Bank of England dan European Central Bank pada Kamis (2/2). Bank sentral AS secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin. "Setelah itu, investor akan mengamati indikasi baru tentang berapa banyak kemungkinan kenaikan suku bunga ke depannya," ucap Ibrahim. Dari dalam negeri, pemerintah terus mendorong daya beli masyarakat untuk menjaga inflasi di daerah. Di saat yang sama, pemerintah juga memantau sektor transportasi dan komoditas pangan dengan melihat ketersediaan stok dan harga beras. Baca Juga: Loyo, Rupiah Spot Ditutup Melemah 0,14% ke Rp 14.991 Per Dolar AS Pada Selasa (31/1) Ibrahim memprediksi, rupiah akan bergerak dalam rentang Rp 14.970-Rp 15.040 per dolar AS pada Rabu (1/2).