KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah berpeluang melemah terbatas pada perdagangan Jumat (18/10). Rilis data ekonomi AS yang lebih kuat dari perkiraan membuat dolar AS menguat dan melemahkan rupiah. Pengamat Mata Uang dan Komoditas Lukman Leong mengatakan, pada Jumat (18/10), pergerakan rupiah akan tergantung dengan data penjualan ritel AS dan klaim pengangguran AS yang dirilis Kamis (17/10) malam. "Dolar AS diperkirakan akan melanjutkan penguatan apabila data penjualan ritel kembali lebih kuat seperti halnya rilis sebelumnya," tandas Lukman.
Asal tahu saja, mengutip
Reuters, data penjualan ritel AS meningkat 0,4% pada bulan September, sedikit lebih tinggi dari yang diperkirakan, sementara klaim pengangguran mingguan turun secara tak terduga.
Baca Juga: Rupiah Kembali Menguat Terhadap Dolar AS, Kamis (17/10), Simak Sentimen Pendukungnya Dengan demikian menurut Lukman, rupiah berpotensi melemah terhadap dolar AS. Namun sentimen domestik akan membantu rupiah membatasi pelemahan tersebut. Ia memprediksi rupiah akan berkisar di Rp 15.475 per dolar AS-Rp 15.575 per dolar AS. Sementara itu, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi pergerakan rupiah akan fluktuatif namun ditutup menguat pada rentang Rp 15.430 sampai Rp 15.520 per dolar AS pada Jumat (18/10).
Tonton: Rupiah Masih Berpeluang Menguat, Simak Proyeksinya hingga Akhir Tahun Asal tahu saja, pada Kamis (17/10), rupiah spot menguat tipis 0,02% ke Rp 15.507 per dolar AS. Sementara itu, rupiah di Jisdor Bank Indonesia berada di Rp 15.516 per dolar AS, menguat 0,13% dari sehari sebelumnya. Ibrahim mengungkapkan penguatan rupiah pada Kamis (17/10) didukung respons positif pasar terhadap kabar susunan kabinet baru. "Karena Presiden terpilih Prabowo memilih pemimpin yang memiliki kompetensi di bidangnya. Pelantikan kabinet merupakan salah satu poin penting, yang mana bukan hanya tentang politik," kata Dari eksternal, menurut Ibrahim, investor tengah bersikap mengesampingkan pemangkasan suku bunga yang besar dari Federal Reserve pada pertemuan kebijakan berikutnya.
Baca Juga: Kurs Rupiah Jisdor Menguat 0,13% ke Rp 15.516 Per Dolar AS, Kamis 17 Oktober 2024 Di sisi lain Menteri perumahan China menguraikan lebih banyak langkah untuk membantu mendukung pasar properti, termasuk daftar putih pengembang yang lebih besar dengan akses ke pendanaan pemerintah. Meski begitu rincian tentang penerapan fitur tersebut masih sedikit, sehingga mengecewakan investor yang berharap untuk lebih banyak langkah-langkah besar. "Pengarahan hari Kamis adalah yang terbaru dalam serangkaian pengarahan stimulus dari China, karena Beijing memobilisasi lebih banyak dukungan untuk ekonomi," lanjut Ibrahim.
Pengamat Mata Uang dan Komoditas Lukman Leong menambahkan, penguatan rupiah pada Kamis (17/10) didukung sentimen positif dari harapan investor terhadap kabinet baru. Dari sekian banyak nama, Sri Mulyani menjadi sorotan yang diyakini akan menjadi bagian dari kabinet Prabowo-Gibran. Selain itu juga merespons positif terhadap keputusan Bank Indonesia (BI) pada Rabu (16/10) yang mempertahankan suku bunga acuan 6%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi