KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penguatan mata uang emerging market khususnya rupiah dipicu oleh berbagai isu global yang turut melemahkan indeks dollar Amerika Serikat (AS). Rupiah menguat 0,25% ke level Rp 14.544 per dollar AS di pasar spot, Jumat (23/11). Penguatan rupiah juga terjadi dalam data Jakarta Interspot Dollar Rate (JISDOR) sebesar 0,27% ke level Rp 14.552 per dollar AS. Direktur Garuda Berjangka, Ibrahim melihat, faktor menguatnya rupiah dan pelemahan dollar tak lain karena perekonomian Eropa membaik. Pasalnya Pemerintah Italia yang tengah berunding mengenai anggaran tahun 2019 yang melebihi kuota akan ditelusuri Pemerintah Uni Eropa yang merevisi anggaran belanja tersebut. Ditambah keputusan Breksit yang sudah ditandatangan dengan musyawarah. Hal ini membuat dollar lunglai dan rupiah kembali prima. Tak hanya itu, Ibrahim mencatat data pengangguran di Amerika Serikat (AS) pun meningkat. Itulah yang membuat dollar melemah sementara rupiah menguat. Kuatnya rupiah yang dalam waktu terbatas, menurut Ibrahim tak lepas dari peran bank sentral AS yang kemungkinan menahan ataupun merevisi kenaikan suku bunga pada tahun 2019 dan 2020.
Rupiah berpeluang menguat hingga akhir tahun
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penguatan mata uang emerging market khususnya rupiah dipicu oleh berbagai isu global yang turut melemahkan indeks dollar Amerika Serikat (AS). Rupiah menguat 0,25% ke level Rp 14.544 per dollar AS di pasar spot, Jumat (23/11). Penguatan rupiah juga terjadi dalam data Jakarta Interspot Dollar Rate (JISDOR) sebesar 0,27% ke level Rp 14.552 per dollar AS. Direktur Garuda Berjangka, Ibrahim melihat, faktor menguatnya rupiah dan pelemahan dollar tak lain karena perekonomian Eropa membaik. Pasalnya Pemerintah Italia yang tengah berunding mengenai anggaran tahun 2019 yang melebihi kuota akan ditelusuri Pemerintah Uni Eropa yang merevisi anggaran belanja tersebut. Ditambah keputusan Breksit yang sudah ditandatangan dengan musyawarah. Hal ini membuat dollar lunglai dan rupiah kembali prima. Tak hanya itu, Ibrahim mencatat data pengangguran di Amerika Serikat (AS) pun meningkat. Itulah yang membuat dollar melemah sementara rupiah menguat. Kuatnya rupiah yang dalam waktu terbatas, menurut Ibrahim tak lepas dari peran bank sentral AS yang kemungkinan menahan ataupun merevisi kenaikan suku bunga pada tahun 2019 dan 2020.