Rupiah Berpeluang Menguat Pada Hari Ini (16/11)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah berpotensi menguat pada hari ini setelah kemarin tertekan. Rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,13% menuju level 15.538 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Selasa (15/11). Senada, kurs rupiah Jisdor melemah 0,41% ke Rp 15,564 per dolar AS.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, nilai tukar rupiah kemarin tersengat indikator ekonomi China yang lebih melambat dibandingkan ekspektasi. "Perlambatan ekonomi China tersebut dikhawatirkan ikut mendorong penurunan kinerja perekonomian Indonesia, sehingga sentimen tersebut menekan nilai tukar rupiah," kata Josua kepada Kontan.co.id, Selasa (15/11).

Josua bilang, pada hari Rabu (16/11) rupiah berpotensi menguat terbatas. Salah satu penyokongnya adalah indeks harga produsen atawa producer price index (PPI) AS naik 8% dalam 12 bulan hingga Oktober. Angka PPI bulan lalu lebih rendah daripada perkiraan kenaikan 8,3% dan posisi September yang ada di 8,5%.


 Baca Juga: Simak Proyeksi Rupiah pada Perdagangan Rabu (16/11)

Analis DCFX Futures Lukman Leong menilai, pergerakan rupiah terantuk sentimen rilis data perdagangan Indonesia, Selasa (15/11). Meskipun berhasil surplus jumbo, realisasi surplus perdagangan masih lebih rendah daripada perkiraan. 

Badan Pusat Statistik mengumumkan neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2022 mencetak surplus senilai US$ 5,67 miliar.

Nilai ekspor Oktober 2022 tercatat sebesar US$ 24,81 miliar, naik 0,13% dibandingkan bulan sebelumnya dan naik 12,30% dibandingkan Oktober 2021. Sementara impor pada Oktober 2022 mencapai US$ 19,14 miliar, turun 3,4% dibanding bulan September.

Kendati demikian, Lukman mencermati bahwa rupiah berpotensi berbalik menguat pada perdagangan hari ini. 

"Penguatan rupiah seiring kondisi risk on di bursa yang masih kuat dan melemahnya dolar AS serta penurunan imbal hasil obligasi AS," ungkap Lukman, Selasa (15/11).

Baca Juga: Menyambut RDG BI, IHSG Berpotensi Menguat Pada Rabu (16/11)

Namun, Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo memperkirakan rupiah masih berpotensi tertekan. Dari data ekonomi, pasar akan memperhatikan Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI tanggal 16-17 November 2022.

Sutopo menambahkan, nilai tukar rupiah esok hari akan terpengaruh data inflasi dari ekonomi maju seperti Kanada dan Inggris. Namun tidak akan mempengaruhi USD/IDR secara signifikan.

"Pasar cenderung sepi karena pertemuan G20 masih berlangsung," ucap kepada Kontan.co.id, Selasa (15/11).

Lukman memprediksikan penguatan akan membawa rupiah berada di rentang Rp 15.500 per dolar AS-Rp 15.625 per dolar AS, Rabu (16/11). Josua memperkirakan penguatan terbatas rupiah di kisaran Rp 15.475 per dolar AS-Rp 15.575 per dolar AS. Sedangkan Sutopo memprediksikan rupiah bisa terkoreksi di kisaran Rp 15.500 per dolar AS–Rp 15.600 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati