Rupiah Berpeluang Menguat Pada Perdagangan Selasa (23/4), Simak Sentimen Pendorongnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan hari ini, Senin (22/4). 

Mengutip Bloomberg, Senin (22/4) pukul 15.00 WIB, rupiah di pasar spot ditutup menguat 0,14% ke level Rp 16.237 per dolar AS. Sedangkan indeks dolar AS melemah 0,03% ke posisi 106,12.

Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi menjelaskan, salah satu sentimen yang membuat indeks dolar melemah yaitu, karena kekhawatiran atas suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu lebih lama, sehingga membuat sebagian pelaku pasar bias terhadap dolar AS.


Namun, Ibrahim mengatakan dengan meredanya kekhawatiran akan konflik yang lebih besar di Timur Tengah, memberikan sedikit kelegaan pada mata uang regional, seiring dengan membaiknya selera risiko. 

Baca Juga: Rupiah Ditutup Lebih Bertenaga di Rp 16.237 per dollar AS, Besok Masih Kuat?

Ibrahim mengatakan, sentimen lainnya yang membuat indeks dolar melemah yaitu, pada pekan ini, isyarat mengenai kebijakan moneter AS akan menjadi fokus, khususnya dari data indeks harga PCE yang merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed. Data ini akan dirilis pada Jumat dan diperkirakan menegaskan kembali inflasi AS yang masih stabil per Maret.

“Selain itu, isyarat lebih lanjut terkait perekonomian AS juga akan dirilis pada pekan ini, yakni data purchasing managers’ index per April 2024 yang mencerminkan data aktivitas bisnis AS,” kata Ibrahim dalam risetnya, Senin (22/4). 

Sedangkan sentimen dari dalam negeri, Ibrahim bilang, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2024 kembali mencetak surplus sebesar US$ 4,47 miliar.  Secara kumulatif, neraca perdagangan Januari-Maret 2024 mencapai US$ 7,31 miliar atau sesuai ekspektasi para analis. 

Sementara itu, Ibrahim mengatakan bahwa surplus neraca dagang Indonesia pada Maret 2024 sebesar US$ 4,47 miliar. Dengan demikian neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus 47 bulan berturut-turut sejak mei 2020. 

“BPS juga mencatat nilai ekspor Indonesia mencapai US$22,43 miliar pada Maret 2024.  Kinerja tersebut meningkat sebesar 16,40%, jika dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/MtM),” imbuhnya. 

Dia menjelaskan, peningkatan kinerja ekspor terjadi karena adanya kenaikan nonmigas, terutama logam mulia emas perhiasan, besi dan baja, serta lemak dan minyak hewan nabati. 

Namun, nilai impor Maret 2024 tercatat turun 2,60% MtM, atau hanya mencapai US$ 17,96 miliar. Adapun untuk impor migas tercatat sebesar US$ 3,33 miliar atau naik 11,64% MtM, sementara impor nonmigas senilai US$14,63 miliar atau menurun 5,34% secara bulanan.  

Baca Juga: Rupiah Spot Ditutup Menguat ke Rp 16.237 Per Dolar AS Pada Hari Ini (22/4)

Sementara itu, Analis Finex Berjangka, Nanang Wahyudi juga mengatakan, sentimen yang membuat indeks dolar melemah atau rupiah menguat yaitu, karena menjelangnya serangkaian data penting yang dijadwalkan rilis pekan ini, diantaranya PDB kuartal pertama dan Core PCE Price index.

“Bila data Amerika tersebut masih menunjukkan perbaikan, maka sentimen pelonggaran The Fed memudar, sehingga dolar bisa kembali menguat,” kata Nanang kepada Kontan.co.id, Senin  (22/4). 

Kemudian, Nanang mengatakan bahwa rupiah menguat di awal pekan ini juga seiring dengan membaiknya katalis dalam negeri, terutama neraca perdagangan yang surplus jauh di atas ekspektasi. 

“Sentimen lainnya yang membuat rupiah menguat juga karena gugatan sengketa Pemilu ditolak Mahkamah Konstitusi (MK),” imbuhnya.

Nanang pun memprediksi, rupiah pada perdagangan Selasa (23/4) akan menguat dan berada di level kisaran Rp 16.160 - Rp 16245 per dolar AS. 

Sedangka Ibrahim, memperkirakan pergerakan rupiah pada perdagangan Selasa (23/4) akan bergerak fluktuatif, tetapi ditutup menguat pada rentang Rp 16.190 hingga Rp 16.270 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi