Rupiah Berpeluang Menguat Terbatas pada Selasa (3/1), Simak Sentimen Pendorongnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi akan bergerak terbatas pada perdagangan Selasa (3/1). 

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede melihat, ada dua sentimen positif yang akan mempengaruhi pergerakan rupiah pada Selasa (3/1).

Sentimen pertama terkait dengan meredanya kekhawatiran Covid-19 di China. Italia sebagai negara yang banyak kedatangan wisatawan China menyatakan tidak menemukan jenis virus baru dalam kedatangan turis China baru-baru ini.


"Sentimen kedua terkait dengan kenaikan harga minyak mentah yang berpotensi mendukung mata uang negara penghasil komoditas, termasuk rupiah," kata Josua saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (2/1).

Baca Juga: Stabil, Rupiah Spot Ditutup Tak Bergerak di Rp 15.573 Per Dolar AS Pada Senin (2/1)

Sementara itu, menurut Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo, sentimen pergerakan rupiah masih tetap berkisar di masalah inflasi. 

"Investor masih mencerna angka inflasi Desember 2022 yang dirilis pada Senin (2/1)," ucap Sutopo.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan tingkat inflasi tahunan Indonesia naik 5,51% pada Desember 2022, dari November 2022 yang sebesar 5,4%. Angka inflasi ini masih di atas target bank sentral yang sebesar 2%-4%.

Sementara itu, inflasi inti meningkat sebesar 3,36%, dibandingkan dengan perkiraan konsensus pasar sebesar 3,39%.

Sutopo memprediksi, rupiah akan bergerak sideways dalam kisaran Rp 15.550-Rp 15.650 per dolar AS pada perdagangan Selasa (3/1). 

Sementara perkiraan Josua, rupiah akan menguat terbatas dalam rentang Rp 15.525-Rp 15.625 per dolar AS.

Sebagai informasi, berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS stagnan di Rp 15.572 pada Senin (2/1).

Sementara itu, menurut kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah ada di level Rp 15.572 per dolar AS, menguat 0,13% dibanding akhir pekan lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi