KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka tertekan setelah libur dua hari. Jumat (30/6), rupiah spot ditutup di level Rp 15.046 per dolar Amerika Serikat (AS). Ini membuat rupiah spot melemah 0,35% dibanding penutupan Selasa (27/6) di Rp 14.993 per dolar AS. Alhasil, rupiah pun menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di Asia. Pengamat komoditas dan mata uang Lukman Leong menilai tertekannya rupiah masih didominasi faktor eksternal. "Tekanan terutama dari AS dan China," ujar dia kepada Kontan.co.id, Rabu (28/6).
Untuk besok, Lukman memperkirakan rupiah masih akan tertekan. Khususnya oleh kekhawatiran perlambatan ekonomi global dari langkah agresif bank-bank sentral. Baca Juga: Simak Prediksi Rupiah Sepekan ke Depan Di sisi lain, esok hari akan dirilis data inflasi bulan Juni Indonesia yang diperkirakan akan kembali turun ke 3,64%. "Artinya inflasi telah nyaman berada di dalam kisaran target BI 3% ±1% sehingga lebih memungkinkan BI untuk menurunkan daripada menaikkan suku bunga," kata Lukman. Menurut dia, penurunan suku bunga atau paling tidak mempertahankan suku bunga akan membuat rupiah jadi semakin kurang atraktif. Tetapi untuk jangka panjang, suku bunga yang stabil menjadi hal positif. "Dari eksternal, investor akan dihadapkan dengan data ekonomi penting dari AS seperti ISM dan NFP, serta risalah pertemuan FOMC," kata dia.