Rupiah Berpotensi Lanjut Melemah Pada Perdagangan Senin (29/7)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah ditutup melemah pada Jumat (26/7). Rupiah spot ditutup melemah 0,31% ke Rp 16.301 per dolar Amerika Serikat (AS) dan rupiah JISDOR melemah 0,15% ke Rp 16.294 per dolar AS.

Pengamat Komoditas dan Mata Uang, Lukman Leong mengatakan bahwa pelemahan rupiah terjadi setelah Produk Domestik (PDB) AS lebih kuat dari perkiraan. AS mengumumkan PDB kuartal II-2024 tumbuh 2,8% atau di atas ekspektasi pasar di 2%.

Untuk besok, pelemahan rupiah diperkirakan masih berlanjut, kendati data inflasi PCE AS yang lebih kurang sesuai dengan ekspektasi. Dari domestik investor juga mengantisipasi data inflasi Indonesia pada hari Kamis.


"Pelemahan akan terbatas mengingat investor cenderung wait and see menantikan menantikan hasil pertemuan FOMC pekan depan," ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (28/7).

Baca Juga: Sejumlah Sentimen Ini Jadi Penyebab Nilai Tukar Rupiah Melemah

Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi juga melihat berlanjutnya pelemahan rupiah. Ia menyebutkan, pasar terus memantau perkembangan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia ke China yang membengkak dalam 10 tahun kepemimpinan Presiden Joko Widodo.

Posisi terakhir, utang luar negeri Indonesia ke China pada Mei 2024 senilai US$ 22,86 miliar atau setara Rp 372,3 triliun.

Walaupun utang membengkak, struktur ULN Indonesia hingga Mei 2024 tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.

"Tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap PDB yang tercatat sebesar 29,8%, serta didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 85,9% dari total ULN," paparnya.

Ibrahim memperkirakan, rupiah bergerak melemah dengan rentang Rp 16.290 - Rp 16.370 per dolar AS. Sementara Lukman memproyeksikan rupiah pada kisaran Rp 16.250 - Rp 16.350 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari