KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah sempat menguat dan stabil di awal Juli, nilai tukar kembali terdepresiasi ke kisaran Rp 14.600 per dollar Amerika Serikat (AS), terendah sejak tahun 2015. Pelemahan ini terdorong kondisi ekonomi di Turki. Ekonomi Turki relatif rapuh, defisit transaksi berjalan tinggi, kondisi politik melemahkan kepercayaan investor, hingga sanksi dari Amerika Serikat (AS) mendorong aksi jual besar-besaran di Turki. Akibatnya, lira Turki melemah dari 4,99 per dollar AS menjadi 6,9 per dollar AS dalam kurang dari dua minggu. Kepala Kajian Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE UI) Febrio Kacaribu menilai, meski rupiah melemah ke posisi terendah sejak 2015, pelemahan itu bukan pelemahan terparah di antara negara-negara berkembang utama.
Rupiah berpotensi melemah lebih dalam, Ekonom: BI perlu percepat kenaikan bunga acuan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah sempat menguat dan stabil di awal Juli, nilai tukar kembali terdepresiasi ke kisaran Rp 14.600 per dollar Amerika Serikat (AS), terendah sejak tahun 2015. Pelemahan ini terdorong kondisi ekonomi di Turki. Ekonomi Turki relatif rapuh, defisit transaksi berjalan tinggi, kondisi politik melemahkan kepercayaan investor, hingga sanksi dari Amerika Serikat (AS) mendorong aksi jual besar-besaran di Turki. Akibatnya, lira Turki melemah dari 4,99 per dollar AS menjadi 6,9 per dollar AS dalam kurang dari dua minggu. Kepala Kajian Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE UI) Febrio Kacaribu menilai, meski rupiah melemah ke posisi terendah sejak 2015, pelemahan itu bukan pelemahan terparah di antara negara-negara berkembang utama.