KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi melemah pada perdagangan Senin (20/2). Chief Analyst DCFX Futures Lukman Leong mengatakan, dolar AS bakal lanjut bergerak positif berkat rentetan data ekonomi AS yang kuat. Pernyataan hawkish dari pejabat bank sentral AS The Fed juga menjadi sentimen yang menekan rupiah. "Investor akan mengantisipasi risalah pertemuan FOMC untuk pernyataan ketua The Fed," kata Lukman kepada Kontan.co.id, Minggu (19/2). Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo juga melihat, rupiah akan melanjutkan tren penurunan. Komentar hawkish dari pejabat The Fed, rebound harga produsen, dan penurunan klaim pengangguran mingguan AS menjadi sentimen yang menguatkan indeks dolar AS.
Baca Juga: Memilah Valas Prospektif yang Nilainya Mulai Murah Secara internal, Bank Indonesia (BI) pada Kamis (16/2) mempertahankan suku bunga acuan di 5,75%, sesuai ekspektasi. "BI mengalihkan fokusnya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi menjelang pemilihan umum 2024," ucap Sutopo. Untuk membantu mengurangi dampak potensi kenaikan suku bunga di AS dalam beberapa bulan mendatang, bank sentral akan memanfaatkan "putaran operasi" yang sedang berlangsung. Bank sentral akan menjual surat utang jangka pendek dan membeli surat utang jangka panjang di pasar sekunder.