KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan rupiah dalam perdagangan Senin (29/10) akan bergantung pada rilis data pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) kuartal III-2018. Pekan lalu, gross domestic product (GDP) AS menunjukkan pertumbuhan 3,5%, lebih tinggi dari perkiraan pasar 3,4%. Jumat (26/10), di pasar spot, mata uang Garuda terkoreksi 0,19% ke level Rp 15.217 per dollar Amerika Serikat (AS). Namun berbeda dengan dengan pasar spot, rupiah justru menguat 0,02% menjadi Rp 15.207 per dollar AS dalam data kurs tengah versi Bank Indonesia (BI). Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan bahwa mata uang Garuda ke depannya tidak akan terlepas dari sentimen eksternal yang cenderung lebih mendominasi. ”Bank sentral Eropa (ECB) menyatakan akan menghentikan stimulus dan mulai menaikkan suku bunga,” kata David. Sebelumnya, ECB belum dapat meyakinkan pasar mengenai kenaikan suku bunga ini terkait kasus anggaran Italia yang defisit.
Rupiah berpotensi melemah setelah rilis pertumbuhan ekonomi AS
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan rupiah dalam perdagangan Senin (29/10) akan bergantung pada rilis data pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) kuartal III-2018. Pekan lalu, gross domestic product (GDP) AS menunjukkan pertumbuhan 3,5%, lebih tinggi dari perkiraan pasar 3,4%. Jumat (26/10), di pasar spot, mata uang Garuda terkoreksi 0,19% ke level Rp 15.217 per dollar Amerika Serikat (AS). Namun berbeda dengan dengan pasar spot, rupiah justru menguat 0,02% menjadi Rp 15.207 per dollar AS dalam data kurs tengah versi Bank Indonesia (BI). Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan bahwa mata uang Garuda ke depannya tidak akan terlepas dari sentimen eksternal yang cenderung lebih mendominasi. ”Bank sentral Eropa (ECB) menyatakan akan menghentikan stimulus dan mulai menaikkan suku bunga,” kata David. Sebelumnya, ECB belum dapat meyakinkan pasar mengenai kenaikan suku bunga ini terkait kasus anggaran Italia yang defisit.