Rupiah Berpotensi Mengawali Pekan dengan Pelemahan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah berpotensi mengawali perdagangan pekan ini dengan pelemahan. Dolar Amerika Serikat (AS) yang berpeluang kembali menguat akan menjadi pemberat pergerakan rupiah pada Senin (7/3).

Analis Monex Investindo Futures Andian Wijaya mengatakan, rupiah berpotensi melemah seiring dengan kekhawatiran naiknya harga gas dan bahan bakar saat ini. Maklum, konflik Rusia - Ukraina telah memicu kenaikan kedua harga komoditas energi tersebut yang bisa menekan angka impor Indonesia dalam jangka pendek.

“Selain, itu pergerakan rupiah juga akan dipengaruhi oleh rilis data Non-Farm Payroll (NFP) Amerika Serikat untuk bulan Februari,” kata dia ketika dihubungi Kontan.co.id, Jumat (4/3).


Adapun, data NFP AS untuk sepanjang Februari 2022 mencapai 678.000 atau yang tertinggi sejak Juli tahun lalu. Angka tersebut juga di atas konsensus pasar yang sebesar 400.000.

Baca Juga: Rupiah Spot Menguat Pada Jumat (4/3), Ini Sentimen Pendorongnya

Tak hanya data NFP, tingkat pengangguran AS pada Februari 2022 juga tercatat solid, yakni 3,8% atau yang terendah sejak Februari 2020. Angka tersebut juga jauh lebih rendah dari konsensus pasar yang diproyeksikan sebesar 3,9%.

Andian sendiri memproyeksikan rupiah pada Senin akan berada pada rentang Rp 14.330 - Rp 14.500 dengan kecenderungan melemah.

Sementara pada perdagangan Jumat (4/3), rupiah di pasar spot ditutup di level Rp 14.387 per dolar AS atau menguat 0,05%. Sedangkan di kurs referensi Jisdor Bank Indonesia, rupiah ditutup melemah tipis ke Rp 14.383 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari