KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah ditutup menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Rabu (15/3). Penguatan ini berpotensi berlanjut di perdagangan besok, Kamis (16/3). Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, rupiah berpotensi menguat di hari esok, terutama bila indikator inflasi di level produser yakni Price Producer Inflation (PPI) AS yang akan dirilis nanti malam terafirmasi melemah di bulan Februari 2023. Konsensus memperkirakan PPI AS turun menjadi 0,3% dari bulan lalu sebesar 0,7%. Selain itu, rupiah akan terpengaruh hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang akan diumumkan pada esok hari.
"Selama sesi pertama rupiah diperkirakan cenderung bergerak
sideways dalam rangka menunggu arah kebijakan BI pada sesi kedua," ungkap Josua kepada Kontan.co.id, Rabu (15/3).
Baca Juga: Jelang Hasil RDG BI, Cermati Pergerakan IHSG Kamis (16/3) Pada hari ini, Josua bilang, rupiah cenderung bergerak menguat di tengah inflasi AS yang cenderung masih relatif tinggi. Namun demikian, minat pada aset berisiko meningkat karena kekhawatiran terhadap kolapsnya Silicon Valley Bank (SVB) mulai mereda. Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo menambahkan bahwa penguatan rupiah hari ini karena telah meredanya gejolak perbankan AS. Meredanya kekhawatiran dari gejolak perbankan AS memicu reli saham yang membatasi permintaan likuiditas untuk dolar AS. Imbal hasil US Treasury yang lebih tinggi pada hari Selasa membatasi kerugian dolar AS. Selan itu, berita harga konsumen AS hari Selasa (14/3) netral untuk dolar AA. Indeks harga konsumen AS bulan Februari naik 0,4% secara bulanan dan naik 6,0% secara tahunan, tepat sesuai ekspektasi. Data CPI AS juga mengungkapkan beberapa jeda dalam kenaikan harga konsumen. Ini menambah prediksi bahwa Fed akan menangguhkan rencana kenaikan suku bunga pada minggu depan. Namun, hal itu menunjukkan bahwa inflasi masih kaku, karena harga inti meningkat sebesar 0,5%, lebih dari yang diantisipasi. Statistik inflasi inti ini sama sekali tidak membantu Fed saat ini.
Baca Juga: Rupiah Jisdor Menguat 0,09% ke Level Rp 15.365 Per Dolar AS Pada Rabu (15/3) "Inflasi meningkat, tetapi karena kecemasan potensi penularan dari bencana SVB terus meningkat, maka tanggung jawab untuk melindungi stabilitas keuangan menjadi agenda yang lebih diutamakan untuk saat ini," kata Sutopo kepada Kontan.co.id, Rabu (15/3). Sutopo memperkirakan USD/IDR masih akan diperdagangkan dalam rentang Rp 15.300 per dolar AS-Rp 15.400 per dolar AS di hari Kamis (16/3). Senada, Josua memprediksi rupiah akan bergerak di kisaran Rp 15.300 per dolar AS-Rp 15.400 per dolar AS di perdagangan besok. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati