Rupiah berpotensi menguat lagi pada hari ini, Selasa (28/7), ini faktor pendorongnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fluktuasi masih berlangsung di pasar keuangan global, nilai tukar rupiah berpotensi melanjutkan penguatan pada perdagangan Selasa (28/7). Adapun perhatian pasar masih tertuju pada prospek sentimen eksternal.

Mengutip Bloomberg, pada perdagangan Senin (27/7) kurs rupiah tercatat menguat 0,42% ke Rp 14.549 per dolar AS. Sementara itu, pada kurs tengah Bank Indonesia (BI) atau Jisdor, rupiah ditutup menguat tipis 9 poin atau 0,06% ke level Rp 14.605 per dolar AS dibandingkan perdagangan hari sebelumnya Rp 14.614 per dolar AS.

Analis Pasar Uang Bank Mandiri, Reny Eka Putri menjelaskan, pelaku pasar cenderung memilih untuk wait and see sembari melihat perkembangan kondisi ekonomi. Apalagi, kasus Covid-19 juga masih berkembang dan turut masuk dalam pantauan pasar.


Baca Juga: Mantap, rupiah ditutup menguat 0,52% ke Rp 14.535 per dolar AS pada hari ini

Adanya penambahan kasus positif Covid-19 yang baru, tentu masih mengkhawatirkan dan masih akan mempengaruhi pasar keuangan, termasuk rupiah. "Kami mengharapkan pertambahan kasus Covid-19 dapat segera melandai," kata Reny kepada Kontan.co.id, Senin (27/7).

Di sisi lain, pelaku pasar juga masih mencermati perkembangan tensi geopolitik dan potensi perang dagang lanjutan antara AS dan China. Di samping itu, ada juga sentimen terkait uji klinis vaksin Covid-19 yang turut dicermati pelaku pasar.

Reny juga menganjurkan pelaku pasar untuk mencermati data yang dapat mempengaruhi pergerakan valas. Seperti akan rilis data durable goods order, consumer confidence, dan rapat FOMC Juli 2020 AS.

Baca Juga: IHSG menguat terbawa stimulus lanjutan dari AS

"Kami memperkirakan The Fed masih tetap mempertahankan Fed Fund Rate (FFR) di kisaran 0%– 0,25%. Sedangkan untuk sentimen domestik, tidak ada data regular karena di akhir bulan," ungkap Reny.

Untuk perdagangan Selasa (28/7) Reny memperkirakan rupiah bergerak di rentang Rp 14.490 per dolar AS hingga Rp 14.567 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi