JAKARTA. Meski nilai tukar rupiah terhadap dollar AS ditutup melemah pada akhir pekan lalu, namun rupiah diprediksi mampu rebound di awal pekan ini. Di pasar spot, Jumat (20/3) rupiah melemah 0,52% ke level Rp 13.124 terhadap USD dibanding penutupan hari sebelumnya. Sedangkan kurs tengah Bank Indonesia menunjukkan pelemahan rupiah sebesar 0,52% membuat rupiah bertengger di level Rp 13.075. “Pelemahan Jumat karena pasar melihat klaim pengangguran mingguan AS kembali membaik,” duga Deddy Yusuf Siregar, Research and Analyst PT Fortis Asia Futures. Pada Kamis (19/3) memang klaim pengangguran mingguan AS tercatat turun menjadi 291 ribu atau di bawah prediksi yakni 295 ribu.
Rupiah juga mengalami kemorosotan memang karena indeks harga saham gabungan (IHSG) juga melorot. IHSG turun 0,20% menjadi Rp 5.433,06. Biasanya pergerakan IHSG akan berjalan seiringan dengan posisi rupiah terhadap USD. Reny Eka Putri, Analis Pasar Uang Bank Mandiri Tbk mengatakan bahwa seharusnya pergerakan rupiah akan relatif stabil hingga akhir Maret 2015. Hal ini karena intervensi yang dilakukan pemerintah dan Bank Indonesia lewat paket kebijakan yang diumumkan pada Selasa (17/3) lalu. “Mestinya dengan koreksi dollar AS, rupiah akan tertopang pada Senin (23/3),” duga Reny. Peluang rupiah untuk menguat bisa terbuka dengan melemahnya index USD. Koreksi index USD terjadi pada Jumat (20/3) dengan penutupan di level 97,90. Penurunan yang terjadi dalam sepekan terakhir sebesar 2,4% merupakan penurunan mingguan terdalam sejak 2011 silam. Seperti Reny, Deddy juga menduga bahwa penguatan rupiah masih berpeluang terjadi pada Senin (23/3). Pasalnya rilis FOMC meeting tidak seperti yang diharapkan pasar. Sedangkan data penting lainnya bulan ini sudah lewat baik dari eksternal dan internal.