JAKARTA. Rupiah tak bergerak. Di pasar spot, Selasa (30/6), rupiah stagnan di level Rp 13.339 dibandingkan hari sebelumnya. Namun di kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah menguat 0,17% menjadi Rp 13.332. Faisyal, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures menjelaskan, mendatarnya pergerakan rupiah disebabkan oleh dua faktor. Pertama, para investor mulai mengabaikan potensi gagal bayar utang (default) Yunani ke Dana Moneter Internasional (IMF). Adapun tenggat waktu cicilan utang Yunani jatuh pada 30 Juni 2015. "Kedua, dari faktor dalam negeri, sepertinya investor masih wait and see menunggu rilisnya data inflasi Indonesia pada 1 Juli 2015," ujarnya. Jika inflasi Tanah Air naik, maka rupiah rentan terkoreksi pada Rabu (1/7). Hal senada juga diungkapkan oleh David Sumual, Ekonom Bank Central Asia (BCA). Jika inflasi dalam negeri meningkat, rupiah masih rawan koreksi. "Kalau inflasi di atas 1% rupiah bisa melemah lagi," tuturnya. Apalagi pada Selasa (30/6) malam, AS akan merilis data CB Consumer Confidence per Juni 2015 yang diprediksi membaik 97,1 dari posisi sebelumnya yang berkisar 95,4. Hal ini akan menjadi sentimen negatif bagi kinerja rupiah. Selain itu, David menilai para investor juga menunggu hasil referendum warga Yunani pada 5 Juli 2015 mendatang, apakah mereka akan menerima atau menolak tawaran utang baru dari kreditur. Faisyal memproyeksikan, rupiah pada Rabu besok melemah di kisaran Rp 13.300 - Rp 13.410. Sedangkan dari David memperkirakan, rupiah bergerak dalam rentang Rp 13.300 - Rp 13.370. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Rupiah berpotensi untuk melemah Rabu besok
JAKARTA. Rupiah tak bergerak. Di pasar spot, Selasa (30/6), rupiah stagnan di level Rp 13.339 dibandingkan hari sebelumnya. Namun di kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah menguat 0,17% menjadi Rp 13.332. Faisyal, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures menjelaskan, mendatarnya pergerakan rupiah disebabkan oleh dua faktor. Pertama, para investor mulai mengabaikan potensi gagal bayar utang (default) Yunani ke Dana Moneter Internasional (IMF). Adapun tenggat waktu cicilan utang Yunani jatuh pada 30 Juni 2015. "Kedua, dari faktor dalam negeri, sepertinya investor masih wait and see menunggu rilisnya data inflasi Indonesia pada 1 Juli 2015," ujarnya. Jika inflasi Tanah Air naik, maka rupiah rentan terkoreksi pada Rabu (1/7). Hal senada juga diungkapkan oleh David Sumual, Ekonom Bank Central Asia (BCA). Jika inflasi dalam negeri meningkat, rupiah masih rawan koreksi. "Kalau inflasi di atas 1% rupiah bisa melemah lagi," tuturnya. Apalagi pada Selasa (30/6) malam, AS akan merilis data CB Consumer Confidence per Juni 2015 yang diprediksi membaik 97,1 dari posisi sebelumnya yang berkisar 95,4. Hal ini akan menjadi sentimen negatif bagi kinerja rupiah. Selain itu, David menilai para investor juga menunggu hasil referendum warga Yunani pada 5 Juli 2015 mendatang, apakah mereka akan menerima atau menolak tawaran utang baru dari kreditur. Faisyal memproyeksikan, rupiah pada Rabu besok melemah di kisaran Rp 13.300 - Rp 13.410. Sedangkan dari David memperkirakan, rupiah bergerak dalam rentang Rp 13.300 - Rp 13.370. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News