JAKARTA. Mata uang Garuda menguat. Mengacu pada kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), mata uang Garuda ke Rp 12.973 per dollar AS atau menguat 0,22% dari sebelumnya Rp 13.002 per dollar AS. Rully Arya Wisnubroto, analis pasar uang PT Bank Mandiri Tbk mengatakan, penguatan rupiah lebih didominasi oleh faktor eksternal. Hasil risalah rapat FOMC pada Kamis (9/4) dini hari menyatakan bahwa masih ada perbedaan pendapat dari pejabat Bank Sentral AS (The Federal Reserve) terkait momentum kenaikan suku bunga. Sebagian pejabat The Fed optimistis kenaikan suku bunga dapat terlaksana pada bulan Juni. Sementara sebagian lainnya beranggapan kondisi ekonomi AS saat ini belum stabil untuk menaikkan suku bunga. "Perbedaan pandangan pejabat The Fed terkait waktu kenaikan suku bunga memberikan sentimen positif bagi mata uang Garuda," ujar Rully. Rully menduga, pergerakan rupiah pada Jumat (10/4) masih berpeluang menguat. Sebab, data klaim pengangguran AS yang dirilis pada Kamis (9/4) malam diprediksi meningkat. Untuk diketahui, klaim pengangguran mingguan AS diperkirakan naik dari 268.000 menjadi 285.000. Faisyal, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures menuturkan, mata uang Garuda masih berkesempatan melebarkan sayapnya pada Jumat (10/4). Sebab, data domestik belakangan ini turut menopang kinerja rupiah. Suksesnya lelang surat utang negara (SUN) ditambah aksi beli asing di bursa saham menjaga rupiah pada jalur penguatan. "Meskipun cadangan devisa bulan Maret menurun namun komitmen BI siap mengintervensi pasar mampu memberikan tenaga bagi rupiah," ujar Faisyal. Faisyal menilai, pergerakan rupiah Jumat besok akan netral dengan penguatan terbatas. Hal ini mengingat kenaikan suku bunga The Fed tetap akan dilakukan pada tahun ini. Faisyal memprediksi pergerakan USD/IDR besok berada di level 12.825-13.040. Sementara Rully menduga USD/IDR akan terbentang di level 12.850-12.980.
Rupiah besok berpotensi menguat kembali
JAKARTA. Mata uang Garuda menguat. Mengacu pada kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), mata uang Garuda ke Rp 12.973 per dollar AS atau menguat 0,22% dari sebelumnya Rp 13.002 per dollar AS. Rully Arya Wisnubroto, analis pasar uang PT Bank Mandiri Tbk mengatakan, penguatan rupiah lebih didominasi oleh faktor eksternal. Hasil risalah rapat FOMC pada Kamis (9/4) dini hari menyatakan bahwa masih ada perbedaan pendapat dari pejabat Bank Sentral AS (The Federal Reserve) terkait momentum kenaikan suku bunga. Sebagian pejabat The Fed optimistis kenaikan suku bunga dapat terlaksana pada bulan Juni. Sementara sebagian lainnya beranggapan kondisi ekonomi AS saat ini belum stabil untuk menaikkan suku bunga. "Perbedaan pandangan pejabat The Fed terkait waktu kenaikan suku bunga memberikan sentimen positif bagi mata uang Garuda," ujar Rully. Rully menduga, pergerakan rupiah pada Jumat (10/4) masih berpeluang menguat. Sebab, data klaim pengangguran AS yang dirilis pada Kamis (9/4) malam diprediksi meningkat. Untuk diketahui, klaim pengangguran mingguan AS diperkirakan naik dari 268.000 menjadi 285.000. Faisyal, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures menuturkan, mata uang Garuda masih berkesempatan melebarkan sayapnya pada Jumat (10/4). Sebab, data domestik belakangan ini turut menopang kinerja rupiah. Suksesnya lelang surat utang negara (SUN) ditambah aksi beli asing di bursa saham menjaga rupiah pada jalur penguatan. "Meskipun cadangan devisa bulan Maret menurun namun komitmen BI siap mengintervensi pasar mampu memberikan tenaga bagi rupiah," ujar Faisyal. Faisyal menilai, pergerakan rupiah Jumat besok akan netral dengan penguatan terbatas. Hal ini mengingat kenaikan suku bunga The Fed tetap akan dilakukan pada tahun ini. Faisyal memprediksi pergerakan USD/IDR besok berada di level 12.825-13.040. Sementara Rully menduga USD/IDR akan terbentang di level 12.850-12.980.