Rupiah bisa lanjutkan penguatan pekan depan



JAKARTA. Rupiah mencatat kinerja positif sepanjang minggu ini, meski terkikis di akhir pekan. Di pasar spot, Jumat (9/9), kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) melemah 0,34% ke level 13.108 dibanding Kamis (8/9). Tapi, selama sepekan rupiah menguat 1%.

Mengacu kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah kemarin cenderung flat di posisi 13.089 dan menguat sebesar 1,3% satu pekan ini.

Putu Agus Pransuamitra, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, menjelaskan, rupiah menguat signifikan selama pekan ini, setelah berkurangnya probabilitas kenaikan suku bunga The Fed pada September 2016. Sebab, data tenaga kerja AS di Agustus mengecewakan.


Di sisi lain, data ekonomi Indonesia justru menggembirakan. Cadangan devisa di Agustus tercatat US$ 133,5 miliar, naik dari Juli sebesar US$ 111,4 miliar.

"Tapi, rupiah melemah pada akhir pekan setelah data klaim pengangguran AS berkurang. Koreksi rupiah juga disebabkan faktor teknikal," kata Putu.

Faktor lain, angka penjualan ritel selama Juli turun tajam menjadi 6,7% dari bulan sebelumnya 15,9%.

Josua Pardede, Ekonom PT Bank Permata Tbk, bilang, peningkatan cadangan devisa menunjukkan potensi kenaikan suku bunga The Fed tidak mengurangi minat investor asing masuk ke Indonesia.

Perkembangan tax amnesty akan jadi fokus rupiah pekan depan. Proyeksi Putu, rupiah menguat di kisaran 13.000–13.300. Sedang Josua memprediksi penguatan rupiah terbatas di posisi 13.050–13.200.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie