KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tensi geopolitik Rusia dan Ukraina yang masih memanas bisa menekan lagi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memproyeksikan, pelemahan rupiah berpotensi terjadi kembali di perdagangan Jumat (17/2). Sentimen negatif masih datang dari tensi geopolitik Rusia dan Ukraina yang semakin memanas. Pejabat AS baru saja mengklaim bahwa Rusia menambah 7.000 tentara di perbatasan Ukraina. Dampak yang ditimbulkan dari geopolitik tersebut adalah muncul risk off atawa penghindaran terhadap risiko. Sedangkan, dolar AS dan yen yang dijadikan safe haven menguat.
Baca Juga: IHSG Diproyeksikan Menguat pada Jumat (18/2) Senada, Lukman Leong Analis DC Futures mengatakan hubungan Rusia dengan Ukraina menimbulkan ketidakpastian di pasar keuangan. "Terjadi risk aversion di bursa global, rupiah jadi cenderung melemah," kata Lukman. Selain itu, Josua mengatakan rupiah berpotensi melemah di tengah penantian rapat Federal Open Market Commiittee (FOMC) merespons tingkat inflasi AS yang tinggi.