Rupiah bisa mencuri kesempatan untuk rebound



JAKARTA. Setelah menutup akhir pekan dengan pelemahan, rupiah diduga bisa mengawali minggu di awal November dengan penguatan. Meski memang pengaruh utama pergerakan masih berasal dari sentimen eksternal.

Di pasar spot, Jumat (30/10) nilai tukar rupiah merosot 0,48% ke level Rp 13.684 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Sejalan, di kurs tengah Bank Indonesia posisi rupiah tersungkur 0,56% di level Rp 13.639.

Sri Wahyudi, Research and Analyst PT Fortis Asia Futures mengatakan di awal pekan peluru bagi pendongkrak nilai rupiah datang dari positifnya data manufaktur China yang rilis. Tentunya secara tidak langsung ini akan mendorong kembalinya kepercayaan pasar kepada instrumen aset berisiko seperti rupiah di wilayah Asia.


Memang pada Minggu (1/11) data manufaktur China Oktober 2015 bertahan di level 49,8 seperti bulan sebelumnya. “Walaupun data ini tidak sebagus harapan tapi tidak lagi terjadi penurunan seperti bulan lalu,” kata Wahyudi.

Selain itu, setelah The Fed melalui FOMC memutuskan untuk kembali menunda kenaikan suku bunganya, tingkat ketidakpastian di pasar berkembang pesat. Meski The Fed mengindikasikan bisa terjadi kenaikan pada Desember 2015 namun pasar diselimuti ketidakpastian. “Di tengah pasar global tidak pasti, data AS juga tidak terlalu memuaskan di akhir pekan lalu,” tambah Wahyudi.

Data Core PCE price index, personal spending, personal income, dan revised UoM Consumer Sentiment semua mencatatkan rapor merah. Tentunya ini tidak menguntungkan bagi USD dan bisa dimanfaatkan rupiah untuk unggul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto