KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah pada Jumat (25/9) sempat melemah mendekati Rp 15.000 per dolar Amerika Serikat (AS) sebelum akhirnya ditutup menguat. Ekonom memproyeksikan secara fundamental rupiah berpotensi menguat tetapi bisa terganjal melemah ke Rp 15.000 per dolar AS bila revisi UU Bank Indonesia yang mengancam independensi disahkan. Mengutip Bloomberg, rupiah sempat melemah ke Rp 14.919 per dolar AS hingga akhirnya ditutup menguat 0,12% ke Rp 14.872 per dolar AS. Sedangkan kurs referensi Jisdor hari ini melemah tipis 0,01% ke Rp 14.951 per dolar AS. Head of Economics Research Pefindo Fikri C. Permana mengatakan, rupiah sempat melemah karena respons negatif pelaku pasar pada pernyataan The Fed yang bisa saja menaikkan suku bunga sebelum inflasi capai 2%. Namun, rupiah kembali bergerak menguat karena pelaku pasar juga mempertimbangkan kemungkinan adanya stimulus tambahan dari AS. "Stimulus bertambah maka likuiditas dolar AS juga bertambah, suplai dolar AS naik, rupiah berpotensi menguat," kata Fikri, Jumat (25/9).
Rupiah bisa mengarah ke Rp 15.000 bila independensi BI terganggu
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah pada Jumat (25/9) sempat melemah mendekati Rp 15.000 per dolar Amerika Serikat (AS) sebelum akhirnya ditutup menguat. Ekonom memproyeksikan secara fundamental rupiah berpotensi menguat tetapi bisa terganjal melemah ke Rp 15.000 per dolar AS bila revisi UU Bank Indonesia yang mengancam independensi disahkan. Mengutip Bloomberg, rupiah sempat melemah ke Rp 14.919 per dolar AS hingga akhirnya ditutup menguat 0,12% ke Rp 14.872 per dolar AS. Sedangkan kurs referensi Jisdor hari ini melemah tipis 0,01% ke Rp 14.951 per dolar AS. Head of Economics Research Pefindo Fikri C. Permana mengatakan, rupiah sempat melemah karena respons negatif pelaku pasar pada pernyataan The Fed yang bisa saja menaikkan suku bunga sebelum inflasi capai 2%. Namun, rupiah kembali bergerak menguat karena pelaku pasar juga mempertimbangkan kemungkinan adanya stimulus tambahan dari AS. "Stimulus bertambah maka likuiditas dolar AS juga bertambah, suplai dolar AS naik, rupiah berpotensi menguat," kata Fikri, Jumat (25/9).