Rupiah bisa menguat lagi setelah tekanan eksternal reda & BI menahan suku bunga



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penguatan yield US Treasury dan indeks dolar mulai mereda. Rupiah pun ditutup menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS). 

Di pasar spot, Senin (19/4), kurs rupiah menguat 0,12% ke Rp 14.548 per dolar AS. Kompak, kurs rupiah Jisdor juga menguat 0,16% ke Rp 14.568 per dolar AS. 

Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Puteri mengatakan, nilai tukar rupiah mampu menguat karena indeks dolar cenderung melemah atawa mulai mendekati level 90. Senin (19/4), indeks dolar terpantau berada di level 91. 


Analis Monex Investindo Futures Faisyal menambahkan, dolar AS cenderung melemah setelah The Fed menyatakan bahwa setiap kenaikan inflasi yang terjadi nantinya hanya akan berlangsung sementara. Penurunan yield US Treasury ke level 1,55% juga membantu rupiah berhasil menguat. Sebelumnya, yield US Treasury cenderung naik ke level 1,7%. 

Baca Juga: IHSG turun ke 6.052 pada Senin (19/4), net sell asing hanya Rp 35 miliar

Dari dalam negeri, Reny menilai cadangan devisa per Maret masih tinggi dengan nilai sebesar US$ 137,1 miliar. Data tersebut turut mendukung penguatan rupiah. "Tekanan dari eksternal mereda, rupiah menguat didukung juga dari arus dana asing yang masuk setelah data ekonomi China tumbuh signifikan dan membawa risk appetite ke pasar Asia," kata Reny, Senin (19/4). 

Besok (20/4), Reny memproyeksikan rupiah berpotensi lanjutkan penguatan di tengah proyeksi BI yang tetap mempertahankan suku bunga acuan di 3,5% setelah Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI). 

Faisyal juga memproyeksikan penguatan rupiah bisa berlanjut. Hanya saja, penguatan akan terbatas karena jumlah kasus positif Covid-19 di India meningkat. 

Reny memproyeksikan rupiah besok bergerak di Rp 14.522 per dolar AS hingga Rp 14.575 per dolar AS. Sementara, Faisyal memproyeksikan rentang rupiah besok di Rp 14.460 per dolar AS-Rp 14.640 per dolar AS.

Baca Juga: Rupiah Jisdor menguat 0,16% ke Rp 14.568 per dolar AS pada hari ini (19/4)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati