KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fintech peer to peer (P2P) lending PT Kredit Utama Fintech Indonesia atau Rupiah Cepat menyatakan penyumbang kredit macet perusahaan terbesar berasal dari anak muda dengan usia produktif. Direktur Utama Rupiah Cepat Balandina Siburian mengatakan hal itu selaras dengan penyaluran pembiayaan perusahaan yang kebanyakan menyasar kepada anak muda dengan usia produktif. Baca Juga: Selama 7 Tahun, Rupiah Cepat Telah Salurkan Pinjaman Rp 29,3 Triliun
"Kebanyakan yang bermasalah dengan kredit itu anak muda. Sesuai penyaluran kami sampai saat ini untuk anak muda usia produktif dengan range mungkin antara 23 hingga 45 tahun," ungkapnya kepada Kontan dalam acara media gathering di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (18/3). Balandina menerangkan salah satu alasan anak muda bermasalah dengan kredit mereka karena adanya keinginan konsumtif yang tinggi tanpa dibarengi dengan pengelolaan keuangan yang baik. Sebagai bentuk antisipasi, dia menyampaikan Rupiah Cepat akan terus melakukan literasi keuangan kepada masyarakat. Tujuannya agar masyarakat, terutama anak muda, bisa mengelola keuangan dengan baik. Mengenai mitigasi risiko kredit macet, Balandina mengatakan pihaknya juga menyediakan asuransi. Dia bilang setiap pinjaman bisa di-cover oleh asuransi sehingga meminimalkan risiko kredit macet. Baca Juga: Kredit Macet Fintech Lending Dominasi Anak Muda, Begini Penjelasan Beberapa Pemain Namun, dia tak memungkiri Rupiah Cepat juga melakukan seleksi borrower dengan baik sehingga pihak asuransi juga mau cover kredit yang disalurkan. "Kami juga melakukan seleksi borrower yang baik, sehingga asuransi juga mau cover pinjaman borrower. Jadi, kami juga membangun rasa saling percaya dengan pihak asuransi. Sebab, memang tak banyak asuransi yang mau masuk ke dalam risiko kredit seperti fintech lending," tuturnya.