Rupiah cetak rekor terburuk dua tahun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang pekan ini, rupiah terhempas akibat sentimen eksternal. Kemarin, kurs spot rupiah kembali koreksi 0,07% ke Rp 13.757 per dollar Amerika Serikat (AS). Ini jadi rekor penutupan terburuk rupiah sejak Februari 2016. Dalam sepekan, kurs rupiah anjlok 0,65%.

Sementara, kurs tengah rupiah Bank Indonesia ditutup menguat 0,34% ke Rp 13.746 per dollar AS akhir pekan lalu. Namun, dalam sepekan rupiah masih terkikis 0,56%.

Menurut ekonomi Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih, terpuruknya nilai tukar rupiah terjadi karena menguatnya indeks dollar AS. Ini terjadi seiring proyeksi kenaikan suku bunga acuan The Federal Reserve di bulan ini.


Selain itu, notulensi Federal Open Market Committee (FOMC) dan pidato perdana Gubernur The Fed Jerome Powell bernada  hawkish. Ini membuat pasar kian yakin suku bunga The Fed akan naik empat kali tahun ini. "Rupiah melemah lebih karena dollar AS menguat," kata Lana, Jumat (2/3). Sementara, data dari dalam negeri, seperti inflasi yang stabil, gagal menahan sentimen global.

Andri Hardianto, Research & Analyst Asia Tradepoint Futures, menambahkan, kurs rupiah berpotensi menguat di pekan depan. Mengingat indeks dollar AS mulai melemah akibat rencana Presiden Donald Trump yang ingin menetapkan tarif impor baja sebesar 10% dan tarif impor aluminium mencapai 25%.

Data ekonomi domestik, seperti data inflasi, cadangan devisa dan penjualan eceran, masih bakal menopang pergerakan rupiah pekan depan. Selain itu posisi rupiah yang sudah undervalued membuat BI melakukan intervensi. "Hal ini bisa menenangkan pasar," kata Andri.

Ia memprediksi rupiah akan bergerak dalam rentang Rp 13.640–Rp 13.750 per dollar AS. Sementara prediksi Lana, rupiah bergerak dalam rentang Rp 13.750–Rp 13.760 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini